BAB 1
PENDAHULUAN
Pada zaman
global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting. Karena pendidikan
merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan
pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan
kehidupan.Untuk memperoleh pendidikan, banyak cara yang dapat kita capai.
Diantaranya melalui pusat sumber belajar. Karena dipusat sumber belajar berbagai sumber informasi bisa kita peroleh,
selain itu banyak juga manfaat lain yang dapat kita peroleh melalui pusat
sumber belajar. Ketika kita mendengar kata pusat sumber belajar, dalam benak
kita langsung terbayang sederetan buku-buku yang tersusun rapi di dalam rak
sebuah ruangan. Pendapat ini kelihatannya benar, tetapi kalau kita mau
memperhatikan lebih lanjut, hal itu belumlah lengkap. Dua unsur utama dalam
pusat sumber belajar, yaitu buku dan ruangan. Namun, di zaman sekarang, koleksi
sebuah pusat sumber belajar tidak hanya terbatas berupa buku-buku, tetapi
bisa berupa film, slide, atau media
lainnya, yang dapat diterima di pusat sumber belajar sebagai sumber informasi.
Kemudian semua sumber informasi itu diorganisir, disusun teratur, sehingga
ketika kita membutuhkan suatu informasi, kita dengan mudah dapat menemukannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi PSB
Darmansyah,
(2013 : 4) mengatakan bahwa PSB adalah suatu lembaga atau instusi yang
didirikan dalam lingkungan sekolah, perguruan tinggi dan masyarakat yang
menyediakan fasilitas pengembangan sistem pembelajaran, pengembangan multimedia
pembelajaran dan pelayanan kebutuhan sumber belajar yang berbentuk konsultasi,
pelatihan, dan produksi untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang efektif
dan efesien, mendorong terjadinya individualisasi pembelajaran serta mendukung
penyediaan sumber belajar yang sesui dengan gaya belajar peserta didik.
Dari hal diatas
jelaslah bahwa pusat sumber belajar sangat penting bagi seorang peserta didik
dalam rangka menambah ilmu pengetahuan yang lebih baik. Karena dalam PSB
berbagai bentuk komponen belajar yang tersedia yang gunanya untuk peserta didik
belajar, baik itu dari segi fasilitas pendidikan, pelatihan, dan pengenalan berbagai
media pembelajaran. Sehingga dengan adanya PSB maka peserta didik dapat
melakukan suatu aktifitas yang terorganisasi untuk mengelola dan mengembangkan
ilmu pengetahuan.
Jika kita
perhatikan secara rasionalnya PSB, selama ini di indonesia pelaksanan PSB masih
bersifat konvensional yang sering dididominasi dengan model ceramah. Dimana
pusat pembelajaran bagi peserta didik masih terpusat pada guru. Dalam artian
peserta didik hanya mampu menerima informasi atau ilmu pengetahuan hanya
melalui guru atau dosen. Tetapi dengan adanya PSB nantinya peserta didik tidak
hanya mendapatkan informmasi dari guru atau dosen, tetapi peserta didik dapat
mencarai sendari informasi atau ilmu pengetahuan sendiri, sehingga tugas
seorang guru dan dosen dapat berfungsi sebagai pembimbing dan fasilitator.
Konsep ideal
hadirnya PSB akan mampu memberikan pelatihan-pelatihan tentang pengembvangan
sistem pembelajaran kepadapara guru disekolah dan dosen diperguruaan tinggi.
PSB yang berperan memberikan bantuan terhadap pendidik dalam penyediaan bahan
ajar dan sumber belajar yang beragam sebagai mana keberagaman yang terjadi pada
peserta didik diruang kelas. Dan juga PSB juga akan memberikan kesempatan
kepada pendidik untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya untuk
menrancang media yang berkualitas sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif
dan menyenaangkan bagi peserta didik, (darmansyah, 2013:6-7). Karena tujuan
dari PSB itu sendiri adalah untuk memfasilitasi pengembangan sistem
pembelajaran melalui suatu proses yang terus menerus dan sistematis, dalam
rangka membantu peserta didik mengembangkan pengalaman-pengalaman belajar yang
memungkinkan peserta didik berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Dalam hal
tersebut, maka PSB berfungsi untuk:
1. Sebagai
Pusat Sumber Belajar
Ellison (dalam
darmansyah , 2013: 9) menagatakan bahwa PSB memeiliki fungsi antara lain:
a. Memberikan
fasilitas atau bantuan belajar bagi siswa
b. Menyediakan
sumber belajar kepada mahasiswa dan dosen
c. Menyediakan
bahan-bahan yang berguna untuk melaksanakan kurikulum dan pengalaman belajar
bagi peserta didik.
Hal
diatas jelas bahwa PSB yang berfungsi sebagai pusat belajar merupakan suatu
lembaga yang menyediakan fasilitas pendidikan yang berupa pelatihan dan
pengenalan media yang memberikan layanan terhadap kemajuan peserta didikdalam
proses pembelajaran.
2. Pengembang
Sistem Pembelajaran
Dalam
pengembangan sistem pembelajaran dapat membantu peserta didik secara individual
dalam membuat rancangan dan pemilihan dalam berbagai kebutuhan pembelajaran
untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran yang meliputi:
a. Perencanaan
kurikulum
b. Identifikasi
pemilihan program pembelajaran
c. Seleksi
peralatan dan bahan ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran
d. Anggaran
biaya
e. Pelatihan
dan penataran tentang pengembangan sistem pembelajaran
f. Perencanaan
program
g. Prosedur
evaluasi
h. Revisi
program
Untuk itu, dalam
pengembangan sistem pembelajaran pada hakekatnya diperlokan teknologi
pendidikan. Karena dengan teknologi pendidikan merupakan suatu proses yang
kompleks dan terpadu untuk menganalisi, merancang , melaksanakan, menilai,
mengelola dan usaha memecahkan masalah dalam situasai dimana belajar itu
tertuju dan terkontrol.
3. Pelayanan
dan Pengembang Multimedia
Dalam pelayanan
dan pengembangan multi media terkait dengan pembuatan rencana penggunaan media
untuk mendukung proses pembelajaran dan layanan pendukung yang dibutuhkan oleh
pendidik dan peserta didik yang
meliputi:
a. Sistem
penggunaan multi media
b. Fasilitas
dan program belajar sendiri yang membantu multimedia
c. Pelayanan
perpustakaan media dan bahan pembelajaran
d. Pelayanan
pemeliharaan dan penyimpanan multimedia
e. Pelayanan
dan pembelian bahan-bahan dan peralatan untuk merancang multimedia
f. Penyediaan
produk multimedia pembelajaran bagi peserta didik dan masyarakan belajar
lainnya.
B. Peranan PSB Pada Perguruan Tinggi
PSB sebagai
bagian integral dalam sistem pembelajaran terus berkembang baik dari segi
sarana dan prasarana yang dimilikinya sampai kepada fungsi-fungsinya dalam
mencapai tujuan atau kompetensi pembelajaran. Peterson (1977), mengambarkan PSB
sebagai lembaga yang terdiri dari,
pengem-bangan sistem instruksional, perpustakaan, ruangan belajar
non-tradisional, serta pelayanan audio-visual, peralatan, dan kegiatan produksi
media.
Maka Secara umum fungsi-fungsi PSB dapat
berkembang sesuai dengan kebutuhan perguruan tinggi atau sekolah. Sebab yang
penting dalam penerapannya adalah
keefektivan setiap fungsi dalam menunjang pencapaian tujuan atau kompetensi
pembelajaran. Namum demikian dalam setiap PSB ada fungsi yang utama (artinya
mutlak harus dimiliki oleh setiap PSB), yaitu fungsi Pengembangan Sistem
Instruksional. Adapun fungsi-fungsi lainnya adalah: fungsi pelayanan media
pembelajaran, fungsi produksi, fungsi pelatihan, dan fungsi administrasi.
1.
Fungsi Pengembangan
Sistem Instruksional
Fungsi ini dikatakan yang utama karena aktivitas PSB bermuara dari
fungsi ini baru menyebar kefungsi-fungsi lainnya. Fungsi pengembangan
sistem instruksional membantu para guru,
dosen dan fasilitator membuat rancangan pembelajaran untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.
2.
Fungsi Pelayanan Media
Pembelajaran
Fungsi ini
memberikan layanan kepada guru, dosen
dan fasilitator terhadap kebutuhan media pembelajaran. Mulai dari memilih media
yang tepat, teknik penyajiannya, sampai kepada pemanfaatan berbagai jenis media
lainnya. Sedangkan layanan kepada peserta didik berupa layanan belajar
individual atau kelompok yang berbasis media, khususnya media pembelajaran
audio-visual atau media elektronik lainnya.
3.
Fungsi Produksi
Fungsi ini berhubungan dengan
pengadaan media pembelajaran yang tidak tersedia dipasaran, sehingga harus
diproduksi sesuai dengan kebutuhan kurikulum yang ada.
4.
Fungsi Pelatihan
Fungsi
ini bertanggung jawab terhadap pengembangan kemampuan SDM, baik tenaga pengajar
maupun staf administrasi lainnya. Bagi tenaga pengajar berkaitan dengan
peningkatan kompetensi mengajar, khususnya dalam penggunaan media dan
sumber-sumber belajar lainnya, sedangakan bagi staf dalam pengeloloaan
sumber belajar dan pelayanan yang baik
bagi pengguna PSB.
5.
Fungsi Administrasi
Fungsi
ini bertanggung jawab terhadap pegelolaan layanan, sumber-sumber belajar, dan
pengadministrasian fungsi-fungsi lainnya. Dengan demikian sistem layanan kepada
pengguna PSB dapat belangsung secara tertib dan lancar.
Seperti dikemukakan sebelumnya, bahwa suatu PSB tidaklah harus
memiliki semua fungsi yang ada, namun yang pasti beberapa dari fungsi tersebut.
Sebab yang utama bukanlah jumlah
fungsinya tetapi keefektivan setiap fungsi dalam mencapai tujuan atau
kompetensi pembelajaran. Sehingga Kompetensi yang dimiliki peserta didik
pada pusat sumber belajar menunjukkan bahwa kompetensi
mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang harus dimiliki peserta didik agar dapat
melaksanakan tugas-tugas pembelajaran yang sesuai dengan jenis pekerjaan
tertentu. Atau dengan perkataan lain ada kesesuaian antara materi yang
dipelajari dan tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik di sekolah dengan kemampuan yang
dibutuhkan oleh dunia kerja.
C. PSB Dalam Filosofi
Setiap individu
manusia itu berbeda, manusia memiliki karakteristik yang berbeda sebagaimana
berbedanya sidik jari yang yang dimiliki seseorang. Begitu juga halnya dengan
peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Perbedaan karakteristik itu berimplikasi tarhadap cara
belajar peserta didik. Perkembangan yang dialami peserta didik sangat
dipengaruhi faktor pembawaan, faktor lingkungan dan faktor kematangan. Dalam proses
perkemabangan seseorang, menurut aliran nativisme arthur sekonenhauer (dalam
darmansyah, 2013: 49) mengungkapkan bahwa, perkembangan manusia itu ditentukan
oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh
apa-apa. Sehingga aliran emperisme menjelaskan bahwa perkembangan manusia itu
semata-mata tergantung pada lingkungan dengan pengalaman pendidikannya.
Sedangakn aliran konvergensi lebih cenderung menggabungkan kedua aliran
emperisme dan aliran nativisme (darmansyah, 2013: 50).
Dengan demikian,
gaya belajar peserta didik yang berbeda maka harus diberikan pelayanan yang
berbeda juga. Peserta didik yang memiliki modalitas belajar visual. Yang
maksudnya bahwa peserta didik yang belajar dengan apa yang mereka lihat, dengan
teliti dan detail, yang dapat mengingat dengan mudah, mempunyai masalah dengan
instruksi lisan, tidak mudah terganggu dengan suara gaduh, membaca cepat dan
tekun, lebih suka membaca daripada dibacakan, lebih suka metode demonstrasi
daripada ceramah, bila menyampaikan suatu gagasan sulit memilih kata, rapi dan
teratur, dan penampilan sangat penting. Maka peserta didik yang yang memiliki
modalitas belajar visual harus dapat dilayani dengan dari lingkungan secara
visual. Maka denga demikian, kehadiran PSB yang menyediakan berbagai macam
sumber belajar akan sangat membantu dalam perolehan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik. Dalam arti kata bahwa, pusat sumber belajar dapat
membantu peserta didik mandapatkan sumber belajar yang sesuai dengan gaya
belajarnya.
Maka dengan
Keragaman gaya belajar atau modalitas belajar peserta didik yang berbeda
tentunya akan menimbulkan kesulitan bagi peserta didik jika diajar dikelas
dengan dengan cara yang sama. Keberagaman yang disebabkan modalitas belajar
peserta didik yang berbeda maka hanya dapat dilayani dengan pusat sumber
belajar. Karena pusat sumber belajar
dianggap mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi peserta didik dengan
memanfaatkan melalui pemilihan media pembelajaran yang tepat.
Maka dalam hal
ini secara filosofi pusat sumber belajar dengan keragaman cara belajar peserta
didik yang berbeda menurut (darmansyah: 2013: 51) yang mengatakan bahwa, peserta didik yang yang dilahirkan dalam
karakteristik dan modalitas belajar yang berbeda, maka diperlukan upaya untuk
menyediakan sumberbelajar berbeda.
Maka dapat
dikatakan bahwa, Pusat
pembelajaran yang didasarkan pada filosofi bahwa peserta didik mampu memikul
tanggung jawab untuk banyak belajar sendiri.
Hal ini dapat didasarkan
juga, pada:
a.
pemahaman
bahwa anak-anak belajar dengan cara yang berbeda dan pada
tingkat yang berbeda-beda, dan
b.
keyakinan
bahwa adalah tugas para pendidik untuk memberikan perbedaan ini.
D. PSB Dalam Organisasi
Di dalam
organisasi sumber belajar atau lembaga sumber belajar ada beberapa sub komponen
atau unit yang perlu ada dan perlu dikelola dengan baik agar organisasi sumber
belajar tersebut dapat berfungsi secara optimal. Adapun sub komponen organisasi
sumber belajar tersebut meliputi: unit sistem informasi, unit pelayanan, unit
pengembangan instruksional, dan unit produksi. Berikut akan dikaji beberapa
prinsip managemen dari masing-masing komponen/unit organisasi sumber belajar
tersebut.
1.
Managemen Sistem Informasi
Managemen disi
bearti mengatur dan mengelola suatu. Menurut
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran (goals) secara
efektif dan efesien.
Informasi bisa
berupa kesan pikiran seseorang atau mungkin juga berupa data yang tersusun
rapi. Informasi secara umum adalah rekaman fenomena yang diamati, atau bisa
juga berupa keputusan-keputusan yang bulat (Eastbrook, 1997:245)
Jadi bisa disimpulkan
bahwa Manajemen Sistem Informasi adalah sistem inforamsi yang didisain untuk
kebutuhan manajemen dalam upaya mendukung fungsi-fungsi dan aktivitas manajemen
pada suatu organisasi pendidikan.
Pusat sumber
belajar atau suatu oraganisasi disini meniti
beratkan pada sebuah pengolahan informasi dengan tujuan setiap manusia dapat
menerima informasi yang penting dan dapat mengatasi masalah belajar yang mereka
alami. Dengan kata lain informasi yang diberiakan kepada masyarakat diusahakan
menjadi sebuah jembatan menuju masyarakat yang lebih inovatif. Masalah terbesar
di Indonesia mungkin kurangnya informasi dalam segala biang membuat masalah
belajar di Indonesia menjadi semakin kompleks untuk itu suatu oraganisasi
sumber belajar harus mampu menjadikan informasi sampai ke masyarakat dengan
baik.
Dalam organisasi
atau pusat sumber belajar, pengelolaan informasi menjadi garapan utama untuk
kepentingan peningkatan kualitas manusia pada umumnya. Melalui konsep
penyebarluasan informasi yang dilakukan oleh lembaga atau pusat sumber belajar
tersebut, diharapkan kebebasan menerima informasi bagi masyarakat luas bisa
terlaksana tanpa membeda-bedakan status dan kedudukan yang bersangkutan. Dengan
banyaknya informasi yang diterima oleh masyarakat maka masalah pemerataan di
segala bidang pengetahuan masyarakat akan terlaksana, yang pada akhirnya nanti
akan terbentuk masyarakat informasi yang informatif sehingga bersifat responsif
terhadap gejala-gejala yang bersifat inovatif.
Management
organisasi adalah suatu kepengurusan atau seni memimpin dari seorang manajer
yag ditujukan kepada sekumpulan orang-orang yang terkoordinir dalam suatu
organisasi untuk mencapai tujuan tertentu (Abdulsyani. 1987). Dari definisi
tersebut, management bisa dikatakan sebagai pengelolaan staff atau komponen
organisasi untuk menjalankan fungsi organisasi sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai. Jika ini dikaitkan dengan management organisasi sumber belajar bisa
diartikan sebagai pengelolaan staff atau komponen organisasi sumber belajar
untuk menjalankan fungsinya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Setiap
organisasi perlu memberikan publikasi atau desiminasi informasi atau jasa atau
produk yang dikelolanya atau dihasilkannya. Begitu juga dengan organisasi
sumber belajar. Organisasi sumber belajar perlu memberikan deseminasi informasi
tentang jasa layanan yang dilakukannya. Oleh karena itu di dalam organisasi
sumber belajar atau lebih dikenal dengan pusat sumber belajar pasti ada sistem
informasi. Sistem informasi yang digunakan dalam organisasi sumber belajar
biasanya bersifat terbuka. Sistem informasi tersebut digolongkan menjadi dua,
yaitu : Pertama, informasi keluar, yaitu informasi yang biasanya
ditujukan kepada mahasiswa, dosen, ketua, dan staff pusat, lembaga dalam
perguruan tinggi setempat atau sekolah lain yang membutuhkan, misalnya sekolah
pendidikan guru. Informasi keluar tersebut merupakan proses komunikasi yang
dibuat untuk disampaikan oleh bagian informasi untuk mengumumkan seluruh
kegiatan pelayanan, latihan, produksi, penyediaan, konsultasi. Kedua,
informasi di dalam lembaga sumber belajar. Informasi ini berkaitan
dengan pemberian informasi kepada klien yang sedang berada di dalam lembaga
sumber belajar apabila mereka ingin mengetahui atau mengerti apa saja yang ada
dan disediakan oleh lembaga sumber belajar. Misalnya, mereka ingin mengerti
bagaimana cara mengoperasikan peralatan atau cara mencari apa yang dibutuhkan
dalam mencapai tujuan belajar. Informasi di dalam lembaga sumber belajar
biasanya berupa katalog yang berfungsi untuk mencari judul, pengarang,
produser, lokasi, isi singkat buku atau program media.
Dari kedua
sistem informasi diatas, maka bisa kita ambil salah satu contoh mengenai
lembaga sumber belajar. Salah satu contohnya adalah perpustakaan. Disini akan
dijelaskan mengenai peran perpustakaa sebagai lembaga sumber belajar dan
managemen informasi di perpustakaan.
a.
Peran perpustakaan sebagai organisasi
sumber belajar.
Seiring dengan
meningkatnya tingkat pendidikan, minat masyarakat untuk membaca juga ikut
meningkat. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan sumber daya yang memberi
manfaat, sehingga ikut mengambil bagian dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa. Untuk itu dalam perpustkaan
harus memiliki subuah tugas yang mulia. Dalam hal ini perpustakaan mempunyai 2
tugas, yaitu :
1) Tugas
ilmiah, yaitu menyimpan dan mengembangkan ilmu pengetahuan/hasil budaya
manusia, dengan kata lain suatu karya ilmiah yang sudah dikerjakan oleh seorang
mahasiswa atau pun dosen dapat menjadikan suatu pengetahuan yang baru bagi
pengunjung perpustakaan tersebut.
2) Tugas
sosial, yaitu melayani siapa saja yang membutuhkan bahan yang bersumber dari
perpustakaan. Perpustakaan sendiri yang mempunyai fungsi mencerdaskan kehidupan
bangsa tentu saja tak akan lepas dari tugas tersebut namun tentu saja
perpustakaan akan menitiberatkan tugas social tersebut pada suatu focus yang
mungkin sudah di menegemen sehingga informasi yang di dapat dapat benar-benar
menjadikan perpustakaan mampu melasanakan tugas social tersebut.
Selain sarana
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, perpustakaan juga bertujuan untuk
menumbuhkan minat baca masyarakat dan memperluas cakrawala pandangan masyarakat
terhadap ilmu pengetahuan. Adapun fungsi dari perpustakaan menurut Supriyanto
dan Suradi (2004) adalah :
1)
Fungsi Informasi
Fungsi informasi
disini dimaksudkan dapat memberikan semua informasi yangdi butuhkan oleh
mahasiswa ataupun anggota OSB tersebut dengan kata lain, bagi anggota
masyarakat yang memerlukan informasi dapat memintanya ataupun menanyakannya ke
perpustakaan. Informasi yang diminta dapat berupa informasi mengenai tugas
sehari-hari pelajaran maupun informasi lainnya.
2)
Fungsi Edukatif (Pendidikan)
Perpustakaan
merupakan sarana pendidikan nonformal (perpustakaan umum) dan informasi
(perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan sekolah), artinya perpustakaan
merupakan tempat belajar diluar bangku sekolah maupun tempat belajar dalam
lingkungan pendidikan sekolah. . Perpustakaan disini menjadikan seseorang mampu
mandiri dalam hal belajar. Sesuai fungsinya perpustakaan menajadikan sesorang
yang tak tau menjadi tau dan menjadikan seseorang yang minim pendidikan menjadi
berwawasan.
3)
Fungsi Rekreasi
Tak hanya
buku-buku pendidikan saja dalam perpustakaan juga biasanya mempunyai sebuah
tulisan yang mampu menarik minat masyarakat sehingga masyarakat dapat menikmati rekreasi kultur
dengan cara membaca dan bacaan yang disediakan oleh perpustakaan. Misalnya
dengan membaa novel, cerita rakyat, dan lain-lainnya. Fungsi ini tampak nyata
pada perpustakaan umum.
4) Fungsi
Kultural
Perpustakaan
merupakan tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat.
Fungsi ini dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan pameran, ceramah,
pertunjukan kesenian, pemutaran film bahkan bercerita untuk anak-anak.
Disinilah tugas anggota OSB tersebut dapat membuat sesuatu yang menjadi
kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini menjadikan peprpustakaan tak focus dalam
mengembangkan ke dalam namun keluar juga.
2.
Management Informasi Perpustakaan
Perpustakaan
merupakan suatu unit kerja yang menyelenggarakan pengumpulan, penyimpanan, dan
pemeliharaan berbagai jenis bahan pustaka yang dikelola secara sistematik untuk
digunakan sebagai sumber informasi bagi pemakainya. Agar perpustakaan dapat
berfungsi sebagaimana yang diharapkan perlu kiranya ada kegiatan pengelolaan
yang sistematis dan continue dalam pengelolaan bahan pustaka. Adapun pengolahan
bahan pustaka perpustakaan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pengolahan
Bahan Pustaka
Bahan pustaka
adalah unsur penting dalam sistem perpustakaan, dimana bahan pustaka harus
dilestarikan karena memiliki nilai informasi yang mahal. Bahan pustaka berupa
terbitan buku, berkala (surat kabar dan majalah), dan bahan audio visual
seperti audio kaset, video, slide, CD-Rom dan sebagainya.
Pemeliharaan
bahan pustaka tidak hanya secra fisik saja, namun juga meliputi isinya yang
berbentuk informasi yang terkandung di dalamnya.Pemliharaan merupakan kegiatan
mengusahakan agar bahan pustaka yang kita kerjakan tidak cepat mengalami
kerusakan, awet, dan bisa dipakai lebih lama serta bisa menjangkau lebih banyak
pembaca perpustakaan.
Tujuan
pengolahan koleksi buku atau bukan buku dalam suatu perpustakaan adalah agar
supaya segala informasi tentang bahan pustaka atau bahan lainnya yang ada di
perpustakaan dikumpulkan menurut suatu sistem tertentu dan dikelola secara
tepat. Ini berfungsi untuk mempermudah pemakai dalam mendapatkan informasi.
3.
Prinsip Managemen Pelayanan
Manajemen
Pelayanan bisa bearti Proses penerapan ilmu dan seni untuk menyusun rencana,
meng-implementasikan rencana, mengkoordinasikan dan menyelesaikan
aktivitas-aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan disini
khususnya berhubungan dengan pendidikan.
Pelayanan pusat
sumber belajar adalah suatu kegiatan penyelesaian, pengadaan, pembinaan
koleksi, serta pengaturan dan penyampaian bahan pustaka kepada pengunjung/pemakai
perpustakaan. Unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya suatu pelayanan, adalah :
a. Koleksi,
dibina untuk dilayankan, bukan untuk hiasan atau pajangan, bagaimana
pengembangannya serta peraturannya sehingga menjadikan sebuah pelayanan yang
maksimal dan dapat menunjang setip kebutuhan anggota sumber OSB tersebut.
b. Fasilitas,
bagaimana ragam layanan, system, aturan layanan, lokasi penempatan gedung.
c. Pelayanan/petugas,
sebagai jembatan penghubung dapat berupa seorang ahli, teknisi, ataupun
membantu teknisi.
d. Pemakai,
perorangan yang memanfaatkan layanan, dapat seorang ahli, pelajar, mahasiswa,
atau umum.
Bila
salah satu unsur diatas tidak ada atau hanya dilaksanakan setengah-setengah,
maka pelayanan tidak akan tercipta seperti yang dikehendaki atau sesuai dengan
tujuan. Ada tiga prinsip pelayanan,
antara lain :
a. Mudah
dimengerti
b. Efisien
dan ekonomis
c. Kelambatan
yang minimal
Sedangkan
menurut beberapa sumber, prinsip-prinsip pelayanan adalah sbb :
a. Kesederhanaan
b. Kejelasan
c. Kepastian
waktu
d. Akurasi
e. Keamanan
f. Tanggungjawab
g. Kelengkapan sarana dan prasarana
h. Kemudahan akses
i. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan
4.
Prinsip Managemen Produksi
Pengelolaan
produksi berkaitan dengan materi atau bahan yang menjadi program instruksional.
Ada 3 tahap dalam pengelolaan produksi,
yaitu :
a. Mengidentifikasikan
dan menganalisa masalah komunikasi
b. Merancang dan memproduksi pesan
c. Mengadministrasikan fasilitas dan personalia
produksi media
Berdasarkan hal
diatas Dalam mengelola sebuah organisasi sumber belajar, hendaknya perlu
diperhatikan beberapa hal yang sangat berpengaruh dalam pencapaian tujuan
sebuah organisasi sumber belajar yang bersangkutan. Karena, di dalam sebuah
organisasi sumber belajar terdapat beberapa manajemen yang masing-masing saling
berpengaruh, yaitu manajemen informasi, pelayanan, pengembang instruksional,
dan manajemen produksi. Masing-masing manajemen harus benar-benar menerapkan
prinsip masing-masing agar pelayanan dalam sebuah organisasi sumber belajar
dapat berjalan dengan efektif dan efisien dan bisa berkontribusi untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian materi diatas pusat sumber belajar dalam
perguruan tinggi, secara filosofi dan organisasi dapat disimpulkan, bahwa:
1. Dalam perguaruan tinggi, PSB dapat
difungsikan sebgai Pengembangan Sistem
Instruksional. Adapun fungsi-fungsi lainnya adalah untuk pelayanan media
pembelajaran, produksi, pelatihan, dan administrasi.
2. Dalam
filosopynya, PSB bagi peserta
didik mampu memikul tanggung jawab untuk banyak belajar sendiri.
Hal ini dapat didasarkan
juga, pada: pemahaman bahwa anak-anak belajar dengan cara
yang berbeda dan pada tingkat yang
berbeda-beda, dan keyakinan bahwa adalah tugas para pendidik untuk memberikan
perbedaan ini.
3. Dalam organisasi, PSB di dalam sebuah organisasi
sumber belajar terdapat beberapa manajemen yang masing-masing saling
berpengaruh, yaitu manajemen informasi, pelayanan, pengembang instruksional,
dan manajemen produksi. Masing-masing manajemen harus benar-benar menerapkan
prinsip masing-masing agar pelayanan dalam sebuah organisasi sumber belajar
dapat berjalan dengan efektif dan efisien dan bisa berkontribusi untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia
Daftar Rujukan
Darmansyah.
(2013). “Konsep Dan Manajeman Pusat
Sumber Belajar”. Padang: Universitas Negeri Padang.
Abdul Gafur
(2001). Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.
Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta.
Agus Sudarsono
(2009). Sarana dan Prasarana Perkuliahan.
Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar