Senin, 20 Oktober 2014

PSB DALAM PERGURUAN TINGGI, FILSAFATA DAN ORGANISASI



BAB 1
PENDAHULUAN
Pada zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan.Untuk memperoleh pendidikan, banyak cara yang dapat kita capai. Diantaranya melalui pusat sumber belajar. Karena dipusat sumber belajar  berbagai sumber informasi bisa kita peroleh, selain itu banyak juga manfaat lain yang dapat kita peroleh melalui pusat sumber belajar. Ketika kita mendengar kata pusat sumber belajar, dalam benak kita langsung terbayang sederetan buku-buku yang tersusun rapi di dalam rak sebuah ruangan. Pendapat ini kelihatannya benar, tetapi kalau kita mau memperhatikan lebih lanjut, hal itu belumlah lengkap. Dua unsur utama dalam pusat sumber belajar, yaitu buku dan ruangan. Namun, di zaman sekarang, koleksi sebuah pusat sumber belajar tidak hanya terbatas berupa buku-buku, tetapi bisa  berupa film, slide, atau media lainnya, yang dapat diterima di pusat sumber belajar sebagai sumber informasi. Kemudian semua sumber informasi itu diorganisir, disusun teratur, sehingga ketika kita membutuhkan suatu informasi, kita dengan mudah dapat menemukannya.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa pusat sumber belajar adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan sumber belajar yang diatur secara sistematis dan dapat digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi. Karena pusat sumber belajar adalah fasilitas atau tempat menyediakan sarana bahan bacaan. Tujuan dari pusat sumber belajar sendiri, khususnya pusat sumber belajar perguruan tinggi adalah memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. sehingga pusat sumber belajar merupakan suatu institusi unit kerja yang menyimpan koleksi bahan pustaka secara sistematis dan mengelolanya dengan cara khusus sebagai sumber informasi dan dapat digunakan oleh pemakainya.
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Definisi PSB
Darmansyah, (2013 : 4) mengatakan bahwa PSB adalah suatu lembaga atau instusi yang didirikan dalam lingkungan sekolah, perguruan tinggi dan masyarakat yang menyediakan fasilitas pengembangan sistem pembelajaran, pengembangan multimedia pembelajaran dan pelayanan kebutuhan sumber belajar yang berbentuk konsultasi, pelatihan, dan produksi untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang efektif dan efesien, mendorong terjadinya individualisasi pembelajaran serta mendukung penyediaan sumber belajar yang sesui dengan gaya belajar peserta didik.
Dari hal diatas jelaslah bahwa pusat sumber belajar sangat penting bagi seorang peserta didik dalam rangka menambah ilmu pengetahuan yang lebih baik. Karena dalam PSB berbagai bentuk komponen belajar yang tersedia yang gunanya untuk peserta didik belajar, baik itu dari segi fasilitas pendidikan, pelatihan, dan pengenalan berbagai media pembelajaran. Sehingga dengan adanya PSB maka peserta didik dapat melakukan suatu aktifitas yang terorganisasi untuk mengelola dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Jika kita perhatikan secara rasionalnya PSB, selama ini di indonesia pelaksanan PSB masih bersifat konvensional yang sering dididominasi dengan model ceramah. Dimana pusat pembelajaran bagi peserta didik masih terpusat pada guru. Dalam artian peserta didik hanya mampu menerima informasi atau ilmu pengetahuan hanya melalui guru atau dosen. Tetapi dengan adanya PSB nantinya peserta didik tidak hanya mendapatkan informmasi dari guru atau dosen, tetapi peserta didik dapat mencarai sendari informasi atau ilmu pengetahuan sendiri, sehingga tugas seorang guru dan dosen dapat berfungsi sebagai pembimbing dan fasilitator.
Konsep ideal hadirnya PSB akan mampu memberikan pelatihan-pelatihan tentang pengembvangan sistem pembelajaran kepadapara guru disekolah dan dosen diperguruaan tinggi. PSB yang berperan memberikan bantuan terhadap pendidik dalam penyediaan bahan ajar dan sumber belajar yang beragam sebagai mana keberagaman yang terjadi pada peserta didik diruang kelas. Dan juga PSB juga akan memberikan kesempatan kepada pendidik untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya untuk menrancang media yang berkualitas sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenaangkan bagi peserta didik, (darmansyah, 2013:6-7). Karena tujuan dari PSB itu sendiri adalah untuk memfasilitasi pengembangan sistem pembelajaran melalui suatu proses yang terus menerus dan sistematis, dalam rangka membantu peserta didik mengembangkan pengalaman-pengalaman belajar yang memungkinkan peserta didik berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Dalam hal tersebut, maka PSB berfungsi untuk:
1.    Sebagai Pusat Sumber Belajar
Ellison (dalam darmansyah , 2013: 9) menagatakan bahwa PSB memeiliki fungsi antara lain:
a.       Memberikan fasilitas atau bantuan belajar bagi siswa
b.      Menyediakan sumber belajar kepada mahasiswa dan dosen
c.       Menyediakan bahan-bahan yang berguna untuk melaksanakan kurikulum dan pengalaman belajar bagi peserta didik.
Hal diatas jelas bahwa PSB yang berfungsi sebagai pusat belajar merupakan suatu lembaga yang menyediakan fasilitas pendidikan yang berupa pelatihan dan pengenalan media yang memberikan layanan terhadap kemajuan peserta didikdalam proses pembelajaran.
2.    Pengembang Sistem Pembelajaran
Dalam pengembangan sistem pembelajaran dapat membantu peserta didik secara individual dalam membuat rancangan dan pemilihan dalam berbagai kebutuhan pembelajaran untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran yang meliputi:
a.       Perencanaan kurikulum
b.      Identifikasi pemilihan program pembelajaran
c.       Seleksi peralatan dan bahan ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran
d.      Anggaran biaya
e.       Pelatihan dan penataran tentang pengembangan sistem pembelajaran
f.       Perencanaan program
g.      Prosedur evaluasi
h.      Revisi program
Untuk itu, dalam pengembangan sistem pembelajaran pada hakekatnya diperlokan teknologi pendidikan. Karena dengan teknologi pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan terpadu untuk menganalisi, merancang , melaksanakan, menilai, mengelola dan usaha memecahkan masalah dalam situasai dimana belajar itu tertuju dan terkontrol.
3.    Pelayanan dan Pengembang Multimedia
Dalam pelayanan dan pengembangan multi media terkait dengan pembuatan rencana penggunaan media untuk mendukung proses pembelajaran dan layanan pendukung yang dibutuhkan oleh pendidik dan  peserta didik yang meliputi:
a.       Sistem penggunaan multi media
b.      Fasilitas dan program belajar sendiri yang membantu multimedia
c.       Pelayanan perpustakaan media dan bahan pembelajaran
d.      Pelayanan pemeliharaan dan penyimpanan multimedia
e.       Pelayanan dan pembelian bahan-bahan dan peralatan untuk merancang multimedia
f.       Penyediaan produk multimedia pembelajaran bagi peserta didik dan masyarakan belajar lainnya.
B.  Peranan PSB Pada Perguruan Tinggi
PSB sebagai bagian integral dalam sistem pembelajaran terus berkembang baik dari segi sarana dan prasarana yang dimilikinya sampai kepada fungsi-fungsinya dalam mencapai tujuan atau kompetensi pembelajaran. Peterson (1977), mengambarkan PSB sebagai lembaga yang terdiri dari,  pengem-bangan sistem instruksional, perpustakaan, ruangan belajar non-tradisional, serta pelayanan audio-visual, peralatan, dan kegiatan produksi media.
Maka Secara umum fungsi-fungsi PSB dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan perguruan tinggi atau sekolah. Sebab yang penting dalam  penerapannya adalah keefektivan setiap fungsi dalam menunjang pencapaian tujuan atau kompetensi pembelajaran. Namum demikian dalam setiap PSB ada fungsi yang utama (artinya mutlak harus dimiliki oleh setiap PSB), yaitu fungsi Pengembangan Sistem Instruksional. Adapun fungsi-fungsi lainnya adalah: fungsi pelayanan media pembelajaran, fungsi produksi, fungsi pelatihan, dan fungsi administrasi.
1.        Fungsi Pengembangan Sistem  Instruksional
       Fungsi ini dikatakan yang utama karena aktivitas PSB bermuara dari fungsi ini baru menyebar kefungsi-fungsi lainnya. Fungsi pengembangan sistem  instruksional membantu para guru, dosen dan fasilitator membuat rancangan pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. 
2.        Fungsi Pelayanan Media Pembelajaran
     Fungsi ini memberikan layanan kepada  guru, dosen dan fasilitator terhadap kebutuhan media pembelajaran. Mulai dari memilih media yang tepat, teknik penyajiannya, sampai kepada pemanfaatan berbagai jenis media lainnya. Sedangkan layanan kepada peserta didik berupa layanan belajar individual atau kelompok yang berbasis media, khususnya media pembelajaran audio-visual atau media elektronik lainnya.
3.    Fungsi Produksi
       Fungsi ini berhubungan dengan pengadaan media pembelajaran yang tidak tersedia dipasaran, sehingga harus diproduksi sesuai dengan kebutuhan kurikulum yang ada. 
4.        Fungsi Pelatihan
       Fungsi ini bertanggung jawab terhadap pengembangan kemampuan SDM, baik tenaga pengajar maupun staf administrasi lainnya. Bagi tenaga pengajar berkaitan dengan peningkatan kompetensi mengajar, khususnya dalam penggunaan media dan sumber-sumber belajar lainnya, sedangakan bagi staf dalam pengeloloaan sumber  belajar dan pelayanan yang baik bagi pengguna PSB.
5.        Fungsi Administrasi
       Fungsi ini bertanggung jawab terhadap pegelolaan layanan, sumber-sumber belajar, dan pengadministrasian fungsi-fungsi lainnya. Dengan demikian sistem layanan kepada pengguna PSB dapat belangsung secara tertib dan lancar.
Seperti dikemukakan sebelumnya, bahwa suatu PSB tidaklah harus memiliki semua fungsi yang ada, namun yang pasti beberapa dari fungsi tersebut. Sebab yang utama  bukanlah jumlah fungsinya tetapi keefektivan setiap fungsi dalam mencapai tujuan atau kompetensi pembelajaran. Sehingga Kompetensi yang dimiliki peserta didik pada pusat sumber belajar menunjukkan bahwa kompetensi mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang harus dimiliki peserta didik agar dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran yang sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu. Atau dengan perkataan lain ada kesesuaian antara materi yang dipelajari dan tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik di sekolah dengan kemampuan yang dibutuhkan oleh dunia kerja.
C.  PSB Dalam Filosofi
Setiap individu manusia itu berbeda, manusia memiliki karakteristik yang berbeda sebagaimana berbedanya sidik jari yang yang dimiliki seseorang. Begitu juga halnya dengan peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan karakteristik itu berimplikasi tarhadap cara belajar peserta didik. Perkembangan yang dialami peserta didik sangat dipengaruhi faktor pembawaan, faktor lingkungan dan faktor kematangan. Dalam proses perkemabangan seseorang, menurut aliran nativisme arthur sekonenhauer (dalam darmansyah, 2013: 49) mengungkapkan bahwa, perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Sehingga aliran emperisme menjelaskan bahwa perkembangan manusia itu semata-mata tergantung pada lingkungan dengan pengalaman pendidikannya. Sedangakn aliran konvergensi lebih cenderung menggabungkan kedua aliran emperisme dan aliran nativisme (darmansyah, 2013: 50).
Dengan demikian, gaya belajar peserta didik yang berbeda maka harus diberikan pelayanan yang berbeda juga. Peserta didik yang memiliki modalitas belajar visual. Yang maksudnya bahwa peserta didik yang belajar dengan apa yang mereka lihat, dengan teliti dan detail, yang dapat mengingat dengan mudah, mempunyai masalah dengan instruksi lisan, tidak mudah terganggu dengan suara gaduh, membaca cepat dan tekun, lebih suka membaca daripada dibacakan, lebih suka metode demonstrasi daripada ceramah, bila menyampaikan suatu gagasan sulit memilih kata, rapi dan teratur, dan penampilan sangat penting. Maka peserta didik yang yang memiliki modalitas belajar visual harus dapat dilayani dengan dari lingkungan secara visual. Maka denga demikian, kehadiran PSB yang menyediakan berbagai macam sumber belajar akan sangat membantu dalam perolehan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Dalam arti kata bahwa, pusat sumber belajar dapat membantu peserta didik mandapatkan sumber belajar yang sesuai dengan gaya belajarnya.
Maka dengan Keragaman gaya belajar atau modalitas belajar peserta didik yang berbeda tentunya akan menimbulkan kesulitan bagi peserta didik jika diajar dikelas dengan dengan cara yang sama. Keberagaman yang disebabkan modalitas belajar peserta didik yang berbeda maka hanya dapat dilayani dengan pusat sumber belajar.  Karena pusat sumber belajar dianggap mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi peserta didik dengan memanfaatkan melalui pemilihan media pembelajaran yang tepat.
Maka dalam hal ini secara filosofi pusat sumber belajar dengan keragaman cara belajar peserta didik yang berbeda menurut (darmansyah: 2013: 51) yang mengatakan bahwa,  peserta didik yang yang dilahirkan dalam karakteristik dan modalitas belajar yang berbeda, maka diperlukan upaya untuk menyediakan sumberbelajar berbeda.
Maka dapat dikatakan bahwa, Pusat pembelajaran yang didasarkan pada filosofi bahwa peserta didik mampu memikul tanggung jawab untuk banyak belajar sendiri. Hal ini dapat didasarkan juga, pada:
a.       pemahaman bahwa anak-anak belajar dengan cara yang berbeda dan pada tingkat yang berbeda-beda, dan
b.      keyakinan bahwa adalah tugas para pendidik untuk memberikan perbedaan ini.
D.  PSB Dalam Organisasi
Di dalam organisasi sumber belajar atau lembaga sumber belajar ada beberapa sub komponen atau unit yang perlu ada dan perlu dikelola dengan baik agar organisasi sumber belajar tersebut dapat berfungsi secara optimal. Adapun sub komponen organisasi sumber belajar tersebut meliputi: unit sistem informasi, unit pelayanan, unit pengembangan instruksional, dan unit produksi. Berikut akan dikaji beberapa prinsip managemen dari masing-masing komponen/unit organisasi sumber belajar tersebut.
1.    Managemen Sistem Informasi
Managemen disi bearti mengatur dan mengelola suatu. Menurut  Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
Informasi bisa berupa kesan pikiran seseorang atau mungkin juga berupa data yang tersusun rapi. Informasi secara umum adalah rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa keputusan-keputusan yang bulat (Eastbrook, 1997:245)
Jadi bisa disimpulkan bahwa Manajemen Sistem Informasi adalah sistem inforamsi yang didisain untuk kebutuhan manajemen dalam upaya mendukung fungsi-fungsi dan aktivitas manajemen pada suatu organisasi pendidikan.
Pusat sumber belajar atau suatu oraganisasi  disini meniti beratkan pada sebuah pengolahan informasi dengan tujuan setiap manusia dapat menerima informasi yang penting dan dapat mengatasi masalah belajar yang mereka alami. Dengan kata lain informasi yang diberiakan kepada masyarakat diusahakan menjadi sebuah jembatan menuju masyarakat yang lebih inovatif. Masalah terbesar di Indonesia mungkin kurangnya informasi dalam segala biang membuat masalah belajar di Indonesia menjadi semakin kompleks untuk itu suatu oraganisasi sumber belajar harus mampu menjadikan informasi sampai ke masyarakat dengan baik.
Dalam organisasi atau pusat sumber belajar, pengelolaan informasi menjadi garapan utama untuk kepentingan peningkatan kualitas manusia pada umumnya. Melalui konsep penyebarluasan informasi yang dilakukan oleh lembaga atau pusat sumber belajar tersebut, diharapkan kebebasan menerima informasi bagi masyarakat luas bisa terlaksana tanpa membeda-bedakan status dan kedudukan yang bersangkutan. Dengan banyaknya informasi yang diterima oleh masyarakat maka masalah pemerataan di segala bidang pengetahuan masyarakat akan terlaksana, yang pada akhirnya nanti akan terbentuk masyarakat informasi yang informatif sehingga bersifat responsif terhadap gejala-gejala yang bersifat inovatif.
Management organisasi adalah suatu kepengurusan atau seni memimpin dari seorang manajer yag ditujukan kepada sekumpulan orang-orang yang terkoordinir dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu (Abdulsyani. 1987). Dari definisi tersebut, management bisa dikatakan sebagai pengelolaan staff atau komponen organisasi untuk menjalankan fungsi organisasi sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Jika ini dikaitkan dengan management organisasi sumber belajar bisa diartikan sebagai pengelolaan staff atau komponen organisasi sumber belajar untuk menjalankan fungsinya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Setiap organisasi perlu memberikan publikasi atau desiminasi informasi atau jasa atau produk yang dikelolanya atau dihasilkannya. Begitu juga dengan organisasi sumber belajar. Organisasi sumber belajar perlu memberikan deseminasi informasi tentang jasa layanan yang dilakukannya. Oleh karena itu di dalam organisasi sumber belajar atau lebih dikenal dengan pusat sumber belajar pasti ada sistem informasi. Sistem informasi yang digunakan dalam organisasi sumber belajar biasanya bersifat terbuka. Sistem informasi tersebut digolongkan menjadi dua, yaitu : Pertama, informasi keluar, yaitu informasi yang biasanya ditujukan kepada mahasiswa, dosen, ketua, dan staff pusat, lembaga dalam perguruan tinggi setempat atau sekolah lain yang membutuhkan, misalnya sekolah pendidikan guru. Informasi keluar tersebut merupakan proses komunikasi yang dibuat untuk disampaikan oleh bagian informasi untuk mengumumkan seluruh kegiatan pelayanan, latihan, produksi, penyediaan, konsultasi. Kedua, informasi di dalam lembaga sumber belajar. Informasi ini berkaitan dengan pemberian informasi kepada klien yang sedang berada di dalam lembaga sumber belajar apabila mereka ingin mengetahui atau mengerti apa saja yang ada dan disediakan oleh lembaga sumber belajar. Misalnya, mereka ingin mengerti bagaimana cara mengoperasikan peralatan atau cara mencari apa yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan belajar. Informasi di dalam lembaga sumber belajar biasanya berupa katalog yang berfungsi untuk mencari judul, pengarang, produser, lokasi, isi singkat buku atau program media.
Dari kedua sistem informasi diatas, maka bisa kita ambil salah satu contoh mengenai lembaga sumber belajar. Salah satu contohnya adalah perpustakaan. Disini akan dijelaskan mengenai peran perpustakaa sebagai lembaga sumber belajar dan managemen informasi di perpustakaan.
a.    Peran perpustakaan sebagai organisasi sumber belajar.
Seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan, minat masyarakat untuk membaca juga ikut meningkat. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan sumber daya yang memberi manfaat, sehingga ikut mengambil bagian dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.  Untuk itu dalam perpustkaan harus memiliki subuah tugas yang mulia. Dalam hal ini perpustakaan mempunyai 2 tugas, yaitu :
1)   Tugas ilmiah, yaitu menyimpan dan mengembangkan ilmu pengetahuan/hasil budaya manusia, dengan kata lain suatu karya ilmiah yang sudah dikerjakan oleh seorang mahasiswa atau pun dosen dapat menjadikan suatu pengetahuan yang baru bagi pengunjung perpustakaan tersebut.
2)   Tugas sosial, yaitu melayani siapa saja yang membutuhkan bahan yang bersumber dari perpustakaan. Perpustakaan sendiri yang mempunyai fungsi mencerdaskan kehidupan bangsa tentu saja tak akan lepas dari tugas tersebut namun tentu saja perpustakaan akan menitiberatkan tugas social tersebut pada suatu focus yang mungkin sudah di menegemen sehingga informasi yang di dapat dapat benar-benar menjadikan perpustakaan mampu melasanakan tugas social tersebut.
Selain sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, perpustakaan juga bertujuan untuk menumbuhkan minat baca masyarakat dan memperluas cakrawala pandangan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan. Adapun fungsi dari perpustakaan menurut Supriyanto dan Suradi (2004) adalah :
1)        Fungsi Informasi
Fungsi informasi disini dimaksudkan dapat memberikan semua informasi yangdi butuhkan oleh mahasiswa ataupun anggota OSB tersebut dengan kata lain, bagi anggota masyarakat yang memerlukan informasi dapat memintanya ataupun menanyakannya ke perpustakaan. Informasi yang diminta dapat berupa informasi mengenai tugas sehari-hari pelajaran maupun informasi lainnya.
2)        Fungsi Edukatif (Pendidikan)
Perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal (perpustakaan umum) dan informasi (perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan sekolah), artinya perpustakaan merupakan tempat belajar diluar bangku sekolah maupun tempat belajar dalam lingkungan pendidikan sekolah. . Perpustakaan disini menjadikan seseorang mampu mandiri dalam hal belajar. Sesuai fungsinya perpustakaan menajadikan sesorang yang tak tau menjadi tau dan menjadikan seseorang yang minim pendidikan menjadi berwawasan.
3)        Fungsi Rekreasi
Tak hanya buku-buku pendidikan saja dalam perpustakaan juga biasanya mempunyai sebuah tulisan yang mampu menarik minat masyarakat sehingga  masyarakat dapat menikmati rekreasi kultur dengan cara membaca dan bacaan yang disediakan oleh perpustakaan. Misalnya dengan membaa novel, cerita rakyat, dan lain-lainnya. Fungsi ini tampak nyata pada perpustakaan umum. 
4)   Fungsi Kultural
Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat. Fungsi ini dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan pameran, ceramah, pertunjukan kesenian, pemutaran film bahkan bercerita untuk anak-anak. Disinilah tugas anggota OSB tersebut dapat membuat sesuatu yang menjadi kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini menjadikan peprpustakaan tak focus dalam mengembangkan ke dalam namun keluar juga.
2.    Management Informasi Perpustakaan
Perpustakaan merupakan suatu unit kerja yang menyelenggarakan pengumpulan, penyimpanan, dan pemeliharaan berbagai jenis bahan pustaka yang dikelola secara sistematik untuk digunakan sebagai sumber informasi bagi pemakainya. Agar perpustakaan dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan perlu kiranya ada kegiatan pengelolaan yang sistematis dan continue dalam pengelolaan bahan pustaka. Adapun pengolahan bahan pustaka perpustakaan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.    Pengolahan Bahan Pustaka
Bahan pustaka adalah unsur penting dalam sistem perpustakaan, dimana bahan pustaka harus dilestarikan karena memiliki nilai informasi yang mahal. Bahan pustaka berupa terbitan buku, berkala (surat kabar dan majalah), dan bahan audio visual seperti audio kaset, video, slide, CD-Rom dan sebagainya.
Pemeliharaan bahan pustaka tidak hanya secra fisik saja, namun juga meliputi isinya yang berbentuk informasi yang terkandung di dalamnya.Pemliharaan merupakan kegiatan mengusahakan agar bahan pustaka yang kita kerjakan tidak cepat mengalami kerusakan, awet, dan bisa dipakai lebih lama serta bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan.
Tujuan pengolahan koleksi buku atau bukan buku dalam suatu perpustakaan adalah agar supaya segala informasi tentang bahan pustaka atau bahan lainnya yang ada di perpustakaan dikumpulkan menurut suatu sistem tertentu dan dikelola secara tepat. Ini berfungsi untuk mempermudah pemakai dalam mendapatkan informasi.
3.    Prinsip Managemen Pelayanan
Manajemen Pelayanan bisa bearti Proses penerapan ilmu dan seni untuk menyusun rencana, meng-implementasikan rencana, mengkoordinasikan dan menyelesaikan aktivitas-aktivitas pelayanan demi tercapainya tujuan-tujuan pelayanan disini khususnya berhubungan dengan pendidikan.
Pelayanan pusat sumber belajar adalah suatu kegiatan penyelesaian, pengadaan, pembinaan koleksi, serta pengaturan dan penyampaian bahan pustaka kepada pengunjung/pemakai perpustakaan. Unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya suatu pelayanan, adalah :
a.    Koleksi, dibina untuk dilayankan, bukan untuk hiasan atau pajangan, bagaimana pengembangannya serta peraturannya sehingga menjadikan sebuah pelayanan yang maksimal dan dapat menunjang setip kebutuhan anggota sumber OSB tersebut.
b.    Fasilitas, bagaimana ragam layanan, system, aturan layanan, lokasi penempatan gedung.
c.    Pelayanan/petugas, sebagai jembatan penghubung dapat berupa seorang ahli, teknisi, ataupun membantu teknisi.
d.   Pemakai, perorangan yang memanfaatkan layanan, dapat seorang ahli, pelajar, mahasiswa, atau umum.
Bila salah satu unsur diatas tidak ada atau hanya dilaksanakan setengah-setengah, maka pelayanan tidak akan tercipta seperti yang dikehendaki atau sesuai dengan tujuan.  Ada tiga prinsip pelayanan, antara lain :
a.    Mudah dimengerti
b.    Efisien dan ekonomis
c.    Kelambatan yang minimal
Sedangkan menurut beberapa sumber, prinsip-prinsip pelayanan adalah sbb :
a.    Kesederhanaan
b.    Kejelasan
c.    Kepastian waktu
d.   Akurasi
e.    Keamanan
f.     Tanggungjawab
g.    Kelengkapan sarana dan prasarana
h.    Kemudahan akses
i.      Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan  
4.     Prinsip Managemen Produksi
Pengelolaan produksi berkaitan dengan materi atau bahan yang menjadi program instruksional.  Ada 3 tahap dalam pengelolaan produksi, yaitu :
a.    Mengidentifikasikan dan menganalisa masalah komunikasi
b.     Merancang dan memproduksi pesan
c.     Mengadministrasikan fasilitas dan personalia produksi media
Berdasarkan hal diatas Dalam mengelola sebuah organisasi sumber belajar, hendaknya perlu diperhatikan beberapa hal yang sangat berpengaruh dalam pencapaian tujuan sebuah organisasi sumber belajar yang bersangkutan. Karena, di dalam sebuah organisasi sumber belajar terdapat beberapa manajemen yang masing-masing saling berpengaruh, yaitu manajemen informasi, pelayanan, pengembang instruksional, dan manajemen produksi. Masing-masing manajemen harus benar-benar menerapkan prinsip masing-masing agar pelayanan dalam sebuah organisasi sumber belajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien dan bisa berkontribusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia


















BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian materi diatas pusat sumber belajar dalam perguruan tinggi, secara filosofi dan organisasi dapat disimpulkan, bahwa:
1.      Dalam perguaruan tinggi, PSB dapat difungsikan sebgai  Pengembangan Sistem Instruksional. Adapun fungsi-fungsi lainnya adalah untuk pelayanan media pembelajaran, produksi, pelatihan, dan administrasi.
2.      Dalam filosopynya, PSB bagi peserta didik mampu memikul tanggung jawab untuk banyak belajar sendiri. Hal ini dapat didasarkan juga, pada: pemahaman bahwa anak-anak belajar dengan cara yang berbeda dan pada tingkat yang berbeda-beda, dan keyakinan bahwa adalah tugas para pendidik untuk memberikan perbedaan ini.
3.      Dalam organisasi, PSB  di dalam sebuah organisasi sumber belajar terdapat beberapa manajemen yang masing-masing saling berpengaruh, yaitu manajemen informasi, pelayanan, pengembang instruksional, dan manajemen produksi. Masing-masing manajemen harus benar-benar menerapkan prinsip masing-masing agar pelayanan dalam sebuah organisasi sumber belajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien dan bisa berkontribusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia










Daftar Rujukan

Darmansyah. (2013). “Konsep Dan Manajeman Pusat Sumber Belajar”. Padang: Universitas Negeri Padang.
Abdul Gafur (2001). Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Yogyakarta : Universitas  Negeri Yogyakarta.
Agus Sudarsono (2009). Sarana dan Prasarana Perkuliahan. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar