Minggu, 24 Januari 2016

ANALISIS MODEL PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN




1.    Pengertian Pembelajaran Diskusi Kelas
Diskusi kelas pada dasarnya merupakan prosedur atau strategi mengajar yang bermanfaat dan banyak dipakai sebagai bagian langkah (sintak) dari banyak model yang lain. Perlu dipahami bahwa diskusi merupakan titik sentral dalam semua aspek pembelajaran. Maka, diskusi kelas merupakan pendekatan yang berbeda dalam pembelajaran. Menurut Trianto (2010:121):
“Diskusi kelas merupakan salah satu bagian penting dalam suatu proses pembelajaran. Interaksi antara guru-siswa, siswa-siswa dalam proses pembelajaran sangat ditentukan bagaimana proses diskusi kelas dioptimalisasi. Melalui diskusi kelas ini guru dapat merubah beberapa pola komunikasi yang tidak produktif yang menjadi ciri kebanyakan kelas pada saat ini”.

Arends (dalam Trianto, 2010:121), menafsirkan “Diskusi sebagai komunikasi seseorang berbicara satu dengan yang lain, saling berbagi gagasan dan pendapat”. Kamus bahasa mendefenisikan diskusi hampir identik, yaitu melibatkan saling tukar pendapat secara lisan, teratur, dan mengekspresikan pikiran tentang pokok pembicaraan tertentu.
Jadi dapat dikatakan bahwa Diskusi kelas adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam satu kelompok, untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah. Dalam pembelajaran proses yang terjadi adalah dimana guru dengan siswa atau siswa dengan siswa yang lain saling tukar pendapat secara lisan, saling berbagi gagasan dan pendapat.
Menurut Suryosubroto (dalam Trianto 2010:123), bahwa diskusi oleh guru digunakan apabila hendak:
1.         Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimiliki) oleh siswa.
2.         Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan kemampuannya masing-masing.
3.         Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai.
4.         Membantu siswa belajar berpikir teoretis dan praktis lewat berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah.
5.         Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya (orang lain).
6.         Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah yang dilihat baik dalam pengalaman sendiri maupun pelajaran sekolah.
7.         Mengembangkan motivasi untuk belajar.
Berdasarkan pengertian tersebut, pemanfaatan diskusi oleh guru mempunyai arti untuk memahami apa yang ada dalam pemikiran siswa. Memproses gagasan dan informasi yang diajarkan melalui komunikasi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung, baik antar siswa maupun komunikasi guru dengan siswa. Sehingga diskusi menyediakan tatanan sosial di mana guru membantu siswa menganalisis proses berpikir mereka.
Tujuan pembelajaran Diskusi kelas secara umum digunakan untuk memperbaiki cara berpikir dan keterampilan komunikasi siswa serta keterlibatan siswa dalam pelajaran. Namun secara khusus menurut  Tjokrodiharjo (2000:3), “Diskusi digunakan oleh para guru untuk setidaknya 3 (tiga) tujuan pembelajaran yang penting, yaitu: Pertama, meningkatkan cara berpikir siswa dengan jalan membantu siswa membangkitkan pemahaman isi pelajaran. Kedua, menumbuhkan keterlibatkan dan pertisipasi siswa. Ketiga, membantu siswa mempelajari keterampilan komunikasi dan proses berpikir”.
Tjokrodihardjo (dalam Trianto 2010:128) menyatakan bahwa ada 5 langkah dalam perencanaan model pembelajaran diskusi kelas sebagai berikut:
a.       Guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus dan menyiapkan siswa untuk berpartisipasi.
b.      Guru mengarahkan fokus diskusi dengan menguraikan aturan-aturan dasar, mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal, menyajikan situasi yang tidak dapat segera dijelaskan, menyampaikan isi diskusi.
c.       Guru memonitor antar aksi, mengajukan pertanyaan, mendengarkan gagasan siswa, menanggapi gagasan, melaksanakan aturan dasar, membuat catatan diskusi, menyampaikan gagasan sendiri.
d.      Guru menutup diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna diskusi yang telah diselenggarakan kepada siswa.
e.       Guru menyuruh para siswa untuk memeriksa proses diskusi.

Setiap jenis pembelajaran mempunyai ciri tersendiri, mempunyai keuntungan dan kelemahan. Demikian juga dengan model pembelajaran diskusi kelas, dalam model diskusi kelas keuntungan dan kelemahannya menurut Suryosubroto (dalam Trianto, 2010:133 ) adalah:
“Keuntungan:
a)    Diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam KBM.
b)   Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan.
c)    Diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah.
d)   Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri.
e)    Diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dari sikap demokratis para siswa.

“Kelemahan:
a)    Suatu diskusi dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan dan partisipasi anggota-anggotanya.
b)   Suatu diskusi memerlukan keterampilan–keterampilan tertentu yang belum pernah dipelajari sebelumnya.
c)    Jalan diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang menonjol.
d)   Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang bersifat problematik saja yang dapat didiskusikan.
e)    Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak.
f)    Apabila diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan buah pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalah.
g)   Jumlah siswa yang terlalu besar didalam kelas akan mempengaruhi kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SENDIRI MELALUI PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREAIF, EFEKTIF, MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA MATA PELAJARAN PENJAS-ORKES
MATERI “MEMELIHARA KONDISI KESEHATAN”
                                         
A.  LATAR BELAKANG
Dunia pendidikan kita ditandai oleh disparitas antara pencapaian akademik dan standar formalitas. Faktanya, banyak peserta didik menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, namaun pada kenyataan mereka tidak memahami. Sebagian besar peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan atau dimanfaatkan.
Pengetahuan dan pengalaman belajar yang kurang dipahami atau didapat oleh peserta didik salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah tidak sesuainya pendidik atau guru dalam menggunakan model, metode, dan strategi pembelajaran. Dengan tidak sesuainya tersebut sehingga memepengaruhi terhadap hasil pembelajaran siswa salah satu bentuknya adalah pembelajaran tidak bermakna. Maka untuk menghasilkan pembelajaran yang bermakna khususnya pada pembelajaran Penjas-Orkes Materi Memelihara Kondisi Kesehatan degunakan sebuah pembelajaran kooperatif dengan menggunakan strategi PAIKEM.

B.  ULASAN
1.    Pengertian Strategi PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pembelajaran PAIKEM ini adalah sebuah pembelajaran yang bermakna yang dikembangkan dengan cara membantu peserta didik untuk memebangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah dimiliki dan dikuasiai peserta didik, (Agus supriono: 2010)
Dalam hal ini dapat diakatakan bahwa pembelajaran Aktif adalah pemebelajaran yang menumbuhkan suasa keaktifan peserta didik dalam bertanaya, memepertanyakan, dan mengemungkakan gagasa. Inovatif adalah pembelajaran pemaknaan atas realitas kehidupan yang dipelajari. Kreatif adalah pembelajaran yang menumbuhkan dan mengembangkan pemikiran kritis yang reflektif dan produktif untuk melibatkan evaluasi bukti. Efektif adalah pembelajaran yang mencakup keseluruhan tujuan pembelajaran yang berdemensial mental, fisik, maupun sosial. Menyenangkan adalah pembelajaran yang emosional sosial positif, yang mana peserta didik dalam belajar hal yang dialaminya bukan sebuah derita melainkan sebuah berkah yang disukiri.
2.    Karakteristik PAIKEM
Karakteristik dalam pembelajaran PAIKEM ini adalah terlihat pada aktivitas, inovatif, kreatifitas, efektifitas, dan menyanangkan.  Maka Dalam hal ini strategi yang diimplementasikan dikelas harus mempunyai karakteristik:
a.       Pemebelajaran berpusat pada peserta didik
b.      Mengembangkan kreativitas peserta didik
c.       Menciptakan suasana yang menarik, menyenangkan, dan bermakna
d.      Mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai dan makna
e.       Belajar berbuat yakni peserta didik dibuat aktif
f.       Menekankan pada panggilan, penemuan, dan penciptaan
g.      Menciptakan pembelajaran dalam dalam situasi nyata dan konteks sebenarnya melalui pendekatan kontekstual.
3.    Manfaat Strategi PAIKEM
Manfaat dari startegi PAIKEM adalah:
a.       Mengantarkan peserta didik ke kedewasaan dalam arti peserta didik dapat mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang baik.
b.      Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran secara langsung dapat meningkatakan daya ingat dan pemahaman terhadap konsep atau topik yang dipelajari.
c.       Dapat Melatih peserta didik untuk aktif menggunakan kemampuan menganalisis, meletih kreatifitas, meningkatkan percaya didri.
d.      Dapat menciptakan suasana yang menyenangkan , hubungan yang harmonis antara peserta dididk dengan guru sehingga menimbulkan motivasi tehadap peserta didik.

4.    Implementasi PAIKEM
Secara garis besar, implentasi PAIKEM sebagai berikut:
a.       Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
b.      Menggunakan berbagi alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk membuat pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
c.       Mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajr yang lebih menarik.
d.      Menerapkan cara belajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
e.       Mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasan, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
5.    Startegi PAIKEM pada pembelajaran PENJAS-ORKES
Dari penjelasan diatas maka dapat diterapkan bentuk implementasi strategi PAIKEM pada pembelajaran PENJAS ORKES materi “memelihara kondisi kesehatan”
No
Kemampuan Guru
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
1
Merancang dan mengelola KBM materi memelihara kondisi kesehatan dan mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran
Melakukan kegiatan yang beragam seperti:
a.       Mengecek kehadiran siswa.
b.      Menulang pelajaran yang sebelumnya
c.       Menceritakan sesuatu yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas.
d.      Diskusi
e.       Mampraktekan
f.       Menulis laporan
2
Menggunakan alat bantu dan sumber yang beragam yang berhubungan dengan materi memelihara kondisi kesehatan
Sesuia dengan materi alat yang disediakan:
a.       Buku bacaan
b.      Bahan
c.       Media
d.      Alat praktek
e.       Lingkungan
3
Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan atau praktek yang berhubungan dengan materi.
Siswa:
a.       Mendengarkan penjelasan guru
b.      Menjelaskan kembali secara jelas materi yang telah dijelaskan guru.
c.       Melaksanakan praktek dilapangan sesuai dengan aturan dan penjelasan yang telah dijelaskan guru.
d.      Menerangkan tentang apa yang telah dipraktekkan sesuai dengan apa yang telah dipraktekan
4
Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan sendiri secara praktek dan tertulis.
Melalui diskusi:
Siswa bertanya kepada guru tentang apa yang tidak diketahui.
5
Menyesuaikan bahan/praktek atau kegiatan belajar dengan kemampuan siswa
a.       Siswa dikelompokan sesuai dengan kemampuan.
b.      Prktek yang dilakukan disesuaikan dengan alat yang ada dan dengan kemampuan siswa.
c.       Diberikan remedial bagi yang belum tuntas.
6
Mengaiitkan KBM/ materi dengan pengalam siswa sehari-hari
a.       Siswa menceritakan atau melaksanakan cara praktek dengan pengalaman sendiri.
b.      Siswa menerapkan cara yang telah dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
7
Melakukan penilaian dengan kemampuan siswa.
a.       Melihat dan memperhatikan cara yang dilakukan siswa.
b.      Memberikan umpan balik.

Berdasarkan implementasi diatas maka bentuk dari rencana pembelajaaran (RPP) nya adalah:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah
:   SD N 07 KOTO BARU
Mata Pelajaran
:   Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester
:  6 ( Enam )/ II (dua )
Pertemuan ke
:   Pertama  
Alokasi Waktu
:   2 x 35 Menit

Standar Kompetensi : 1.     Mempraktikkan latihan peningkatan kualitas kebugaran jasmani dan  nilai-nilai yang terkandung di dalamnya          
Kompetensi Dasar     : 1.1   Mempraktikkan sikap hidup sehat untuk memelihara kondisi kesehatan
                                      1.2   Mempraktikkan peregangan otot dan pelemasan persendian dengan baik sebelum latihan, serta nilai disiplin 
                                      1.3   Mempraktikkan aktivitas kondisi fisik secara terencana dan sungguh sungguh
Karakter siswa yang diharapkan : 
Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Demokratif , Rasa Ingin tahu, Cinta tanah air, Bersahabat, Menghargai prestasi, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli sosial,  Tanggung jawab
A.    Tujuan Pembelajaran:
  • Siswa dapat melakukan olahraga dengan rutin
  • Siswa dapat melakukan gerakan gerakan peregangan, pelemasan dan kelenturan
B.     Materi Ajar (Materi Pokok):
  • Memelihara Kondisi Kesehatan

C.    Metode Pembelajaran:
  • Strategi PAIKEM
  • Ceramah
  • Demonstrasi
  • Praktek
D.    Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
  1. Kegiatan Awal:
F Siswa dibariskan menjadi empat barisan
F Mengecek kehadiran siswa
F Menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap
F Melakukan gerakan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan inti
F Mendemonstrasikan materi inti yang akan dilakukan/dipelajari
  1. Kegiatan Inti:
§ Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F Melakukan gerakan olah raga dengan rutin
F Melakukan gerakan gerakan bagian leher dan kepala
F Melakukan gerakan bahu, dada dan lengan
F Melakukan gerakan bagian perut, pinggang dan punggung
F Melakukan gerakan bagian paha, lutut dan kaki
F Melakukan gerakan merenggutkan anggota badan
F melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
F memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
§ Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
F memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
F memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
F memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
F memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
F memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
F memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;
§ Konfirmasi
 Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
F Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan
  1. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
o   Siswa di kumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan/ diajarkan
o   Memperbaiki tentang kesalahan-kesalahan gerakan pada senam dasar
E.     Alat dan Sumber Belajar:
  • Buku Penjaskes kls. 6
  • Infokus
  • Lapangan
  • Matras
  • Pluit
  • Stop watch
F.     Penilaian:
Nilai  Budaya Dan Karakter Bangsa
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal
·        Disiplin,
·        Kerja keras
·        Kreatif,
·        Demokratif
·         Rasa Ingin tahu,
·        Cinta tanah air,
·        Bersahabat,
·        Menghargai prestasi,
·        Gemar membaca,
·        Peduli lingkungan,
·        Peduli sosial,
·        Tanggung jawab
·   Melakukan berolahraga secara rutin
·   Berpakaian yang sesuai



·   Melakukan gerakan – gerakan bagian leher, kepala
·   Melakukan gerakan-gerakan bagian bahu, dada dan lengan

·   Melakukan gerakan-gerakan bagian perut , pinggang/punggung
·   Melakukan gerakan – gerakan bagian kaki, paha, lutut dan telapak kaki
·   Melakukan gerakan merenggut renggutkan anggota badan

Test
(perorangan/
berpasangan)



Test
(individu/
kelompok)



Test
(individu/
kelompok)


Test  tertulis/ lisan





Test praktek




Test ketrampilan/ praktek


1.  Jelaskan pola hidup sehat !
2.  Sebutkan manfaat pola hidup sehat !
3.  Berdasarkan contoh sikap hidup sehat dan bersih !


1.  Lakukan perenggangan statis
2.  Lakukan perenggangan dinamis
3.  Lakukan gerakan pelemasan pada sendi

Tes melakukan gerakan :
- lari selama 15 menit


FORMAT KRITERIA PENILAIAN      
& Produk ( hasil diskusi )
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
* semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1

& Performansi
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.



2.



3.
Pengetahuan



Praktek



Sikap
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan

* aktif  Praktek
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif

* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
4
2
1

4
2
1

4
2
1



LEMBAR PENILAIAN
No
Nama Siswa
Performan

Produk
Jumlah
Skor
Nilai
Pengetahuan
Praktek
Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.







   CATATAN :
  Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
@ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.

          Mengetahui                                                                  13 Desember 2013
Kepala Sekolah                                                           Guru Mapel PJOK.

          ..................................                                                    ..................................
NIP :                                                                           NIP



                          







DAFTAR RUJUKAN

Husanah & Setyaningrum. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustaka

Suprijono, A. 2010. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Slamet, 2010. Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan (PENJAS-ORKES). Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar