Minggu, 24 Januari 2016

KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN



Makna kebudayaan secara sederhana berarti semua cara hidup (ways of life) yang telah dikembangkan oleh anggota masyarakat. Dengan kebudayaan tertentu dimaksudkan totalitas cara hidup yang dihayati oleh suatu masyarakat tertentu yang terdiri dari cara berpikir, cara bertindak, dan cara merasa yang dimanifestasikan seperti agama, hukum, bahasa, seni, dan kebiasaan-kebiasaan. Kebudayaan yang paling sederhana mencakup cara tidur, cara makan ataupun cara berpakaian.

Peendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran, pemberian pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui pikiran , karakter serta kapasitas fisik dengan menggunakan pranata-pranata agar tujuan yang ingin dicapai dapat dipenuhi. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal dan informal. Penyampaian kebudayaan melalui lembaga  informal tersebut dapat dilakukan melalui enkulturasi semenjak kecil di dalam lingkungan keluarganya. Dalam masyarakat yang kompleks, pendidikan memberi pemahaman tentang kebudayaan sebagai satu keseluruhan.

A.  PEMBAHASAN
1)             Konsep kebudayaan
Konsep kebudayaan merupakan konsep dasar dalam ilmu-ilmu sosial, karena konsep tersebut dapat dijadikan titik tolak bagi kajian semua aspek perilaku manusia. Konsep kebudayaan juga dapat dipakai untuk mengkaji pendidikan karena pendidikan dapat diartikan sebagai proses penyampaian kebudayaan yang di dalamnya termasuk keterampilan, pengetahuan, sikap-sikap, dan nilai-nilai serta pola-pola perilaku tertentu, atau pendidikan dapat dikatakan sebagai “the transmission of culture”. Jadi bisa dikatakan bahwa pada hakikatnya pendidikan adalah proses penyampaian kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya atau proses pembudayaan anak manusia.
Menurut E.B. Tylor, “kebudayaan adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan apa saja kemampuan-kemampuan dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat”.
Secara umum, dapat diidentifikasi tiga isi pokok dari kebudayaan, yaitu gagasan-gagasan (ideas), aktivitas-aktivitas (activities), dan benda-benda (things). Dalam kategori gagasan termasuk : kebenaran ilu (ilmu pengetahuan), kepecayaan, agama, mtos, legenda, kesusastraan, tahyul, perumusan kebenaran, pepatah, dan cerita rakyat.   
Ke dalam sistem norma-norma termasuk peraturan (undang-undang), harapan, dan lainnya. Yang termasuk ke dalam budaya materi adalah mesin, peralatan, Gedung, jalan, jembatan, peninggalan kuno, benda-benda seni, bahan makanan, obat-obatan, dan lain sebagainya.
Ada unsur-unsur budaya yang mengandung lebih dari satu unsur saja, misalnya lukisan yang terdiri dari cat dan kanvas (budaya materi), gagasan tentang alam dan norma-nrma estetika. Ada juga suatu unsur yang penting yang hanya mewakili 2 hakekat, seperti halnya sebuah ideologi yang mencerminkan usur budaya yang mewakili gagasan dan norma. Sebuah gagassan yang disertai oleh norma pelaksanaannya itulah yang dinamakan ideologi.
Antara norma dan materi terletak teknologi. Ada norma-norma untuk menggunakan alat-alat dan cara penggunaan alat itulah yang disebut ideologi.
Dengan demikian,  ada lima isi atau komponen kebudayaan yang utama dalam setiap masyarakat, yaitu gagasan, norma, ideologi, teknologi dan materi. Secara skematik kelimanya dapat digambarkan sebagai berikut:


 





Kelima komponen kebudayaan inilah yang disampaikan dalam proses enkulturasi atau proses pendidikan.


2)             Karakteristik Kebudayaan
Manusia adalah makhluk yang paling istimewa, yang dibekali dengan struktur anatomis yang sempurna dan otak yang bisa berpikir. Secara umum setiap manusai memiliki strukturr anatomis dan potensi dasar yang sama, namun berhadapan dengan lingkungan yang berbeda-beda. Hal itulah yang menjad penyebab persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan dalam kebudayaan yang diciptakan oleh berbagai masyarakat umat manusia.
Herkovits menyatakan bahwa kebudayaan-kebudayaan berbagai masyarakat yang ada di muka bumi ini memiliki sifat-sifat yang sama yang kelihatannya paradoksal. Karakteristik kebudayaan yang bersifat paradoksal tersebut antara lain:
  1. Kebudayaan merupakan pengalaman universal umat manusia, tetapi manifestasi lokal dan regionalnya bersifat unik.
  2. Kebudayaan bersifat stabil, tetapi juga bersifat dinamis dan memperlihatkan perubahan yang terus menerus dan tetap.
  3. Kebudayaan mengisi dan menentukan jalan hidup kita, tetapi kebudayaan tersebut, jarang mengusik alam sadar kita.

Kesamaan anatomis yang ada menyebabkan “kebutuhan dasar” umat manusia juga sama. Kebutuhan dasar adalah kondisi-kondisi lingkungan dan biologis yang harus dipenuhi bagi kesinambungan hidup individu dan masyarakat. Malinowski mengemukakan ada 7 macam “basic Needs”, yaitu :
1.    Metabolisme
2.    Reproduksi
3.    Kesenangan tubuh
4.    Keamanan
5.    Gerakan
6.    Pertumbuhan
7.    Kesehatan.
Kebutuhan dasar ini akan dipenuhi dalam bentuk respons budyaa penyediaan makanan, kekerabatan, perlindungan, aktifitas, pendidikan, dan higeni. Respons ini akan bersamaan polanya dalam suatu masyarakat tertentu. Pola respon yang terstandar inbiasanya dinamakan institusi budaya atau institusi sosial. Institusi budaya atau institusi sosial secara ringkas dapat didefenisikan sebagai perilaku terpola yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar.
Bentuk manifestasi dari unsur-unsur dan institus-institusi sosial budaya tersebut di berbagai masyarakat dan daerah akan besifat unik. Semua masyarakat punya unsur budaya bahasa, tetapi tidak ada dua bahasa yang identik sama. Masing-masing kebudayaan memiliki institusi kekerabatana, ada persamaan, tetapi tidak identik. Tiap kebudayaan punya institusi pendidikan sebagai pola untuk menyampaikan kebudayaan dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Cara da nisi pendidikan yang disampaikan akan berbeda.
G.F Kneller mengemukakan adanya beberapa sifat lain yang perlu diketahui dalam memahami kebudayaan. Sifat tersebut antara lain:
1.                      Kebudayaan bersifat orgganik (manusia) dan super organik (antar generasi).
2.                      Kebudayaan bersifat terlihat (overt) dan tersembunyi (covert).
3.                      Kebudayaan bersifat eksplisit dan implisit.
4.                      Kebudayaan bersifat ideal dan manifers.
5.                      Kebudayaan bersifat stabil tetapi juga berubah.

Dari kajian tentang kebudayaan-kebudayaan yang ada di muka bumi ini, Murdock mengidentifikasikan beberapa karakteristik kebudayaan yang bersifat universal, antara lain:
1.             Kebudayaan dipelajari dan bukan bersifat instingtif.
2.             Kebudayaan ditanamkan, generasi baru tak punya pilihan tentang kurikulum kebudayaan.
3.             Kebudayaan bersifat sosial dan dimiliki bersama oleh manusia dalam berbagai masyarakat terorganisir.
4.             Kebudayaan bersifat gagasan (ideational)
5.             Kebudayaan sampai pada satu tingkat memuaskan individu-individu memuaskan kebutuhan-kebutuhan biologis dan kebutuhan-kebutuhan biologis dan kebutuhan-kebutuhan ikutan atau yang secara  budaya didefenisikan.
6.             Kebudayaan bersifat integratif.

3)             Fungsi Kebudayaan dan Institusi Sosial
Kerber dan Smith mengemukakan adanya beberapa fungsi utama kebudayaan dalam kehidupan manusia, yaitu:
1.             Pelanjut keturunan dan pengasuhan anak, penjamin kelangsungan hidup biologis dai kelompok sosial.
2.             Pengembangan kehidupan ekonomi, menghasilkan dan memakai benda-benda ekonomi.
3.             Transmisi budaya, cara-cara mendidik dan membentuk generasi baru menjadi orang-orang dewasa yang berbudaya.
4.             Keagamaan, menanggulangi hal-hal yang berhubungan dengan kekuatan yang bersifat gaib (super natural).
5.             Pengendalian sosial, cara-cara yang dilembagaka untuk melindungi kesejahteraan individu dan kelompok.
6.             Rekreasi, aktivitas-aktivitas yang memberi kesempata kepada orang unntuk memuaskan kebutuhannya akan pemainan-permainan.

Dalam kehidupan nyata fungsi-fungsi ini dikerjakan oleh berbagai institusi budaya atau institusi sosial. Institusi atau pranata adalah sistem aktivitas manusia yang terorganisasi. Malinowski mendefenisikan institusi sebagai sekelompok orang yang bersatu untuk melaksanakan suatu aktivitas yag sederhana atau komplek; selalu mempunyai unsur kebendaan dan perlengkapan teknis; disusun berdasarkan hukum tertentu atau peraturan adat, yang dirumuskan dalam bahasa yang mengambil bentuk mitos, dongeng, peraturan dan dalil; dan dilatih atau dipersiapkan untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Setiap institusi aka nada unsur-unsur charter, personnel, norma, material apparatus, activities and functions.
Institusi pendidikan mencakup antara lain pengasuhan anak, pendidikan dasar, menengah, tinggi, keagamaan, perpustakaan umum, pers dan lain-lain. Institusi ilmiah terdiri dari metode ilmiah, penelitian, pendidikan ilmiah dan sebagainya.
Institusi sosial sebagai tingkah laku berpola mempunyai berbagai fungsi. Menurut Gillin dan Gillin, fungsi dari institusi sosial adalah :
1.             Menyederhanakan tindakan individu.
2.             Menyediakan cara pengendalilan sosial.
3.             Menyediakan peran dan kedudukan bagi individu-individu.
4.             Kadang-kadang merintangi perkembangan kepribadian
5.             Mendorong orang-orang tertentu untuk bereaksi menentang  institusi tertentu (karena sudah usang) dan berusaha merumuskan perilaku baru.
6.             Mengharmoniskan berbagai badan dalam konfigurasi budaya secara keseluruhan.
7.             Menstabilkan kebudayaan dan masyarakat.

Pendidikan membudayakan atau memasyarakatkan institusi-institusi guna kestabilan dan kesinambungan masyarakat. Tetapi karena pendidikan juga dapat mengasah kemampuan kritis generasi muda, maka pendidikan dapat pula menghasilkan orang-orang yang berkemauan untuk merubah atau menciptakan institusi baru yang lebih cocok dengan tuntutan zaman. Mengenai masalah yang berkaitan dengan Institusi pendidikan haruslah dilakukan dengan mempertimbangkan hubungannya dengan institusi lainnya, seperti institusi politik dan ekonomi, karena ketiga institusi tersebut saling mempengaruhi.


4)             Nilai  budaya dan orientasi nilai
Clyde kluchohn  mendefenisikan nilai sebagai “……………sebuah konsepsi, eksplisit atau implisit, menjadi ciri khusus seseorang atau sekelompok orang, mengenai ha-hal yang diinginkan yang mempengaruhi pemilihan dari berbagai cara-cara, alat-alat dan tujuan-tujuan perbuatan yang tersedia”. Sedangkan orientasi nilai budaya adalah “ …………... konsepsi umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dengan alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal-hal yang diingini dan tak diingini yang mungkin bertalian dengan hubungan antara orang dengan lingkungan dan sesame mausia. Sistem nilai budaya ini merupakan serangkaian dari konsep-konsep abstrak yang hidup dalam masyarakat, mengenai apa ang harus dianggap penting dan berharga, tetapi juga mengenai apa yang dianggap remeh dan tidak berharga dalam hidup. Sistem nilai budaya ini menjadi pedoman dan pendorong perilaku manusia dalam hidup yang manifestasi konkretnya terlihat dalam tata kelakuan. Dari sistem nilai budaya terbentuk norma dan sikap yang dalam bentuk abstrak tercermin dalam cara berpikir dan dalam bentuk konkret terlihat dalam bentuk pola perilaku anggota-anggota suatu masyarakat.
Menurut konsep teoritis Kluckhohn semua kelompok daam suatu masyarakat mesti memecahkan masalah-masalah dasar yang berhubungan dengan eksistensinya sebagai manusia. Pemecahan masalah ini biasanya dilakukan dengan berpedoman kepada pengalaman masa lalu, realita yang dihadapi sekarang, dan harapan-harapan untuk masa yang akan dating.
Secara ringkas , masalah-masalah pokok kehidupan yang dihadapi manusia antara lain:
1.             Masalah hubungan manusia dengan sesamanya.
2.              Masalah hubungan manusia dengan waktu.
3.             Masalah hubungan manusia dengan lama.
4.             Masalah hubungan manusia dengan kerja.
5.             Masalah hubungan manusia dengan bentuk pemilikan kebudayaan itu sendiri.
6.             Masalah hakekat manusia atau hakekat hidup dari manusia itu sendiri

Spranger mengemukakan ada 6 nilai pokok dalam setiap kebudayaan, yaitu:
1.             Nilai teori yang menentukan identitas sesuatu.
2.             Nilai ekonomi yang berupa utilitas atau kegunaan.
3.             Nilai agama yang berbentuk das Heilige atau kekudusan.
4.             Nilai seni yang menjelmakan expressiveness atau keekspresian.
5.             Nilai kuasa atau politik.
6.             Nilai solidaritas yang menjelma dalam cinta, persahabatan, gotong royong dan lain-lain.

Sedangkan menurut Alisyahbana nilai kuasa dan nilai solidaritas merupakan dua nilai yang dominan yang menyusun organisasi masyarakat. Jika orientasinya vertikal, maka akan menumbuhkan sosial kediktatoran, dan yang berorientasi horizontal akan menumbuhkan organisasi sosial yang besifat demokratis.
Satu hal yang jelas dapat dipelajar dari teori yang dikemukakan oeh Alisyahbana ini ialah bahwa dalam organisasi masyaraskat yang bagaimanapun, jika ingin memajukan kesejahteraan umum, maka haruslah meningkatkan perkembangan nilai-nilai teori dan ekonomi (science and technology). Perkembangan kedua hal tersebut, berkaitan erat dengan pendidikan. Tetapi tetulah pendidikan dengan isi dan cara yang mendukung dan mendorong pengembangan kedua nilai tersebut, yang didukung oleh organisasi masyarakat dan ditopang oleh aspek-aspek ekspesif kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan.





B.   Kesimpulan
1.             Pendidikan adalah proses penyampaian kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya atau proses pembudayaan anak manusia.
2.             kebudayaan adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan apa saja kemampuan-kemampuan dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyaraka
3.             tiga isi pokok dari kebudayaan, yaitu gagasan-gagasan (ideas), aktivitas-aktivitas (activities), dan benda-benda (things)
4.             lima isi atau komponen kebudayaan yang utama dalam setiap masyarakat, yaitu gagasan, norma, ideologi, teknologi dan materi. 
Institusi atau pranata adalah sistem aktivitas manusia yang terorganisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar