Makna kebudayaan secara sederhana berarti semua cara
hidup (ways of life) yang telah dikembangkan oleh anggota masyarakat. Dengan
kebudayaan tertentu dimaksudkan totalitas cara hidup yang dihayati oleh suatu
masyarakat tertentu yang terdiri dari cara berpikir, cara bertindak, dan cara
merasa yang dimanifestasikan seperti agama, hukum, bahasa, seni, dan
kebiasaan-kebiasaan. Kebudayaan yang paling sederhana mencakup cara tidur, cara
makan ataupun cara berpakaian.
Peendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses
pembelajaran, pemberian pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui pikiran ,
karakter serta kapasitas fisik dengan menggunakan pranata-pranata agar tujuan
yang ingin dicapai dapat dipenuhi. Pendidikan dapat diperoleh melalui
pendidikan formal dan informal. Penyampaian kebudayaan melalui lembaga informal tersebut dapat dilakukan melalui
enkulturasi semenjak kecil di dalam lingkungan keluarganya. Dalam masyarakat
yang kompleks, pendidikan memberi pemahaman tentang kebudayaan sebagai satu
keseluruhan.
A.
PEMBAHASAN
1)
Konsep
kebudayaan
Konsep kebudayaan merupakan konsep dasar dalam
ilmu-ilmu sosial, karena konsep tersebut dapat dijadikan titik tolak bagi
kajian semua aspek perilaku manusia. Konsep kebudayaan juga dapat dipakai untuk
mengkaji pendidikan karena pendidikan dapat diartikan sebagai proses
penyampaian kebudayaan yang di dalamnya termasuk keterampilan, pengetahuan,
sikap-sikap, dan nilai-nilai serta pola-pola perilaku tertentu, atau pendidikan
dapat dikatakan sebagai “the transmission of culture”. Jadi bisa dikatakan
bahwa pada hakikatnya pendidikan adalah proses penyampaian kebudayaan dari satu
generasi ke generasi berikutnya atau proses pembudayaan anak manusia.
Menurut E.B. Tylor, “kebudayaan adalah totalitas yang
kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan
apa saja kemampuan-kemampuan dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang
sebagai anggota masyarakat”.
Secara umum, dapat diidentifikasi tiga isi pokok
dari kebudayaan, yaitu gagasan-gagasan (ideas), aktivitas-aktivitas
(activities), dan benda-benda (things). Dalam kategori gagasan termasuk :
kebenaran ilu (ilmu pengetahuan), kepecayaan, agama, mtos, legenda,
kesusastraan, tahyul, perumusan kebenaran, pepatah, dan cerita rakyat.
Ke dalam sistem norma-norma termasuk peraturan
(undang-undang), harapan, dan lainnya. Yang termasuk ke dalam budaya materi
adalah mesin, peralatan, Gedung, jalan, jembatan, peninggalan kuno, benda-benda
seni, bahan makanan, obat-obatan, dan lain sebagainya.
Ada unsur-unsur budaya yang mengandung lebih dari
satu unsur saja, misalnya lukisan yang terdiri dari cat dan kanvas (budaya
materi), gagasan tentang alam dan norma-nrma estetika. Ada juga suatu unsur
yang penting yang hanya mewakili 2 hakekat, seperti halnya sebuah ideologi yang
mencerminkan usur budaya yang mewakili gagasan dan norma. Sebuah gagassan yang
disertai oleh norma pelaksanaannya itulah yang dinamakan ideologi.
Antara norma dan materi terletak teknologi. Ada
norma-norma untuk menggunakan alat-alat dan cara penggunaan alat itulah yang
disebut ideologi.
Dengan demikian,
ada lima isi atau komponen kebudayaan yang utama dalam setiap
masyarakat, yaitu gagasan, norma, ideologi, teknologi dan materi. Secara
skematik kelimanya dapat digambarkan sebagai berikut:
![]() |
Kelima komponen kebudayaan inilah yang disampaikan
dalam proses enkulturasi atau proses pendidikan.
2)
Karakteristik
Kebudayaan
Manusia adalah makhluk yang paling istimewa, yang
dibekali dengan struktur anatomis yang sempurna dan otak yang bisa berpikir.
Secara umum setiap manusai memiliki strukturr anatomis dan potensi dasar yang
sama, namun berhadapan dengan lingkungan yang berbeda-beda. Hal itulah yang
menjad penyebab persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan dalam kebudayaan
yang diciptakan oleh berbagai masyarakat umat manusia.
Herkovits menyatakan bahwa kebudayaan-kebudayaan
berbagai masyarakat yang ada di muka bumi ini memiliki sifat-sifat yang sama
yang kelihatannya paradoksal. Karakteristik kebudayaan yang bersifat paradoksal
tersebut antara lain:
- Kebudayaan merupakan pengalaman universal umat manusia, tetapi manifestasi lokal dan regionalnya bersifat unik.
- Kebudayaan bersifat stabil, tetapi juga bersifat dinamis dan memperlihatkan perubahan yang terus menerus dan tetap.
- Kebudayaan mengisi dan menentukan jalan hidup kita, tetapi kebudayaan tersebut, jarang mengusik alam sadar kita.
Kesamaan anatomis yang ada menyebabkan “kebutuhan
dasar” umat manusia juga sama. Kebutuhan dasar adalah kondisi-kondisi
lingkungan dan biologis yang harus dipenuhi bagi kesinambungan hidup individu
dan masyarakat. Malinowski mengemukakan ada 7 macam “basic Needs”, yaitu :
1. Metabolisme
2. Reproduksi
3. Kesenangan
tubuh
4. Keamanan
5. Gerakan
6. Pertumbuhan
7. Kesehatan.
Kebutuhan dasar ini akan dipenuhi dalam bentuk respons
budyaa penyediaan makanan, kekerabatan, perlindungan, aktifitas, pendidikan,
dan higeni. Respons ini akan bersamaan polanya dalam suatu masyarakat tertentu.
Pola respon yang terstandar inbiasanya dinamakan institusi budaya atau
institusi sosial. Institusi budaya atau institusi sosial secara ringkas dapat
didefenisikan sebagai perilaku terpola yang digunakan oleh suatu masyarakat
untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar.
Bentuk manifestasi dari unsur-unsur dan
institus-institusi sosial budaya tersebut di berbagai masyarakat dan daerah
akan besifat unik. Semua masyarakat punya unsur budaya bahasa, tetapi tidak ada
dua bahasa yang identik sama. Masing-masing kebudayaan memiliki institusi
kekerabatana, ada persamaan, tetapi tidak identik. Tiap kebudayaan punya
institusi pendidikan sebagai pola untuk menyampaikan kebudayaan dari suatu
generasi ke generasi berikutnya. Cara da nisi pendidikan yang disampaikan akan
berbeda.
G.F Kneller mengemukakan adanya beberapa sifat lain
yang perlu diketahui dalam memahami kebudayaan. Sifat tersebut antara lain:
1.
Kebudayaan bersifat
orgganik (manusia) dan super organik (antar generasi).
2.
Kebudayaan bersifat
terlihat (overt) dan tersembunyi (covert).
3.
Kebudayaan bersifat
eksplisit dan implisit.
4.
Kebudayaan bersifat
ideal dan manifers.
5.
Kebudayaan bersifat
stabil tetapi juga berubah.
Dari kajian tentang kebudayaan-kebudayaan yang ada
di muka bumi ini, Murdock mengidentifikasikan beberapa karakteristik kebudayaan
yang bersifat universal, antara lain:
1.
Kebudayaan dipelajari
dan bukan bersifat instingtif.
2.
Kebudayaan ditanamkan,
generasi baru tak punya pilihan tentang kurikulum kebudayaan.
3.
Kebudayaan bersifat
sosial dan dimiliki bersama oleh manusia dalam berbagai masyarakat
terorganisir.
4.
Kebudayaan bersifat
gagasan (ideational)
5.
Kebudayaan sampai pada
satu tingkat memuaskan individu-individu memuaskan kebutuhan-kebutuhan biologis
dan kebutuhan-kebutuhan biologis dan kebutuhan-kebutuhan ikutan atau yang
secara budaya didefenisikan.
6.
Kebudayaan bersifat
integratif.
3)
Fungsi
Kebudayaan dan Institusi Sosial
Kerber dan Smith mengemukakan adanya beberapa fungsi
utama kebudayaan dalam kehidupan manusia, yaitu:
1.
Pelanjut keturunan dan
pengasuhan anak, penjamin kelangsungan hidup biologis dai kelompok sosial.
2.
Pengembangan kehidupan
ekonomi, menghasilkan dan memakai benda-benda ekonomi.
3.
Transmisi budaya,
cara-cara mendidik dan membentuk generasi baru menjadi orang-orang dewasa yang berbudaya.
4.
Keagamaan,
menanggulangi hal-hal yang berhubungan dengan kekuatan yang bersifat gaib
(super natural).
5.
Pengendalian sosial,
cara-cara yang dilembagaka untuk melindungi kesejahteraan individu dan
kelompok.
6.
Rekreasi,
aktivitas-aktivitas yang memberi kesempata kepada orang unntuk memuaskan
kebutuhannya akan pemainan-permainan.
Dalam kehidupan nyata fungsi-fungsi ini dikerjakan
oleh berbagai institusi budaya atau institusi sosial. Institusi atau pranata
adalah sistem aktivitas manusia yang terorganisasi. Malinowski mendefenisikan
institusi sebagai sekelompok orang yang bersatu untuk melaksanakan suatu
aktivitas yag sederhana atau komplek; selalu mempunyai unsur kebendaan dan
perlengkapan teknis; disusun berdasarkan hukum tertentu atau peraturan adat,
yang dirumuskan dalam bahasa yang mengambil bentuk mitos, dongeng, peraturan
dan dalil; dan dilatih atau dipersiapkan untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
Setiap institusi aka nada unsur-unsur charter, personnel, norma, material
apparatus, activities and functions.
Institusi pendidikan mencakup antara lain pengasuhan
anak, pendidikan dasar, menengah, tinggi, keagamaan, perpustakaan umum, pers
dan lain-lain. Institusi ilmiah terdiri dari metode ilmiah, penelitian,
pendidikan ilmiah dan sebagainya.
Institusi sosial sebagai tingkah laku berpola
mempunyai berbagai fungsi. Menurut Gillin dan Gillin, fungsi dari institusi
sosial adalah :
1.
Menyederhanakan
tindakan individu.
2.
Menyediakan cara
pengendalilan sosial.
3.
Menyediakan peran dan
kedudukan bagi individu-individu.
4.
Kadang-kadang
merintangi perkembangan kepribadian
5.
Mendorong orang-orang
tertentu untuk bereaksi menentang institusi
tertentu (karena sudah usang) dan berusaha merumuskan perilaku baru.
6.
Mengharmoniskan
berbagai badan dalam konfigurasi budaya secara keseluruhan.
7.
Menstabilkan kebudayaan
dan masyarakat.
Pendidikan membudayakan atau memasyarakatkan
institusi-institusi guna kestabilan dan kesinambungan masyarakat. Tetapi karena
pendidikan juga dapat mengasah kemampuan kritis generasi muda, maka pendidikan
dapat pula menghasilkan orang-orang yang berkemauan untuk merubah atau
menciptakan institusi baru yang lebih cocok dengan tuntutan zaman. Mengenai
masalah yang berkaitan dengan Institusi pendidikan haruslah dilakukan dengan
mempertimbangkan hubungannya dengan institusi lainnya, seperti institusi
politik dan ekonomi, karena ketiga institusi tersebut saling mempengaruhi.
4)
Nilai budaya dan orientasi nilai
Clyde kluchohn
mendefenisikan nilai sebagai “……………sebuah konsepsi, eksplisit atau
implisit, menjadi ciri khusus seseorang atau sekelompok orang, mengenai ha-hal
yang diinginkan yang mempengaruhi pemilihan dari berbagai cara-cara, alat-alat
dan tujuan-tujuan perbuatan yang tersedia”. Sedangkan orientasi nilai budaya
adalah “ …………... konsepsi umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku
yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dengan alam, hubungan orang
dengan orang dan tentang hal-hal yang diingini dan tak diingini yang mungkin
bertalian dengan hubungan antara orang dengan lingkungan dan sesame mausia.
Sistem nilai budaya ini merupakan serangkaian dari konsep-konsep abstrak yang
hidup dalam masyarakat, mengenai apa ang harus dianggap penting dan berharga,
tetapi juga mengenai apa yang dianggap remeh dan tidak berharga dalam hidup.
Sistem nilai budaya ini menjadi pedoman dan pendorong perilaku manusia dalam
hidup yang manifestasi konkretnya terlihat dalam tata kelakuan. Dari sistem
nilai budaya terbentuk norma dan sikap yang dalam bentuk abstrak tercermin
dalam cara berpikir dan dalam bentuk konkret terlihat dalam bentuk pola
perilaku anggota-anggota suatu masyarakat.
Menurut konsep teoritis Kluckhohn semua kelompok
daam suatu masyarakat mesti memecahkan masalah-masalah dasar yang berhubungan
dengan eksistensinya sebagai manusia. Pemecahan masalah ini biasanya dilakukan
dengan berpedoman kepada pengalaman masa lalu, realita yang dihadapi sekarang,
dan harapan-harapan untuk masa yang akan dating.
Secara ringkas , masalah-masalah pokok kehidupan
yang dihadapi manusia antara lain:
1.
Masalah hubungan
manusia dengan sesamanya.
2.
Masalah hubungan manusia dengan waktu.
3.
Masalah hubungan
manusia dengan lama.
4.
Masalah hubungan
manusia dengan kerja.
5.
Masalah hubungan
manusia dengan bentuk pemilikan kebudayaan itu sendiri.
6.
Masalah hakekat manusia
atau hakekat hidup dari manusia itu sendiri
Spranger mengemukakan ada 6 nilai pokok dalam setiap
kebudayaan, yaitu:
1.
Nilai teori yang
menentukan identitas sesuatu.
2.
Nilai ekonomi yang
berupa utilitas atau kegunaan.
3.
Nilai agama yang
berbentuk das Heilige atau kekudusan.
4.
Nilai seni yang
menjelmakan expressiveness atau keekspresian.
5.
Nilai kuasa atau
politik.
6.
Nilai solidaritas yang
menjelma dalam cinta, persahabatan, gotong royong dan lain-lain.
Sedangkan menurut Alisyahbana nilai kuasa dan nilai
solidaritas merupakan dua nilai yang dominan yang menyusun organisasi
masyarakat. Jika orientasinya vertikal, maka akan menumbuhkan sosial
kediktatoran, dan yang berorientasi horizontal akan menumbuhkan organisasi
sosial yang besifat demokratis.
Satu hal yang jelas dapat dipelajar dari teori yang
dikemukakan oeh Alisyahbana ini ialah bahwa dalam organisasi masyaraskat yang
bagaimanapun, jika ingin memajukan kesejahteraan umum, maka haruslah
meningkatkan perkembangan nilai-nilai teori dan ekonomi (science and
technology). Perkembangan kedua hal tersebut, berkaitan erat dengan pendidikan.
Tetapi tetulah pendidikan dengan isi dan cara yang mendukung dan mendorong pengembangan
kedua nilai tersebut, yang didukung oleh organisasi masyarakat dan ditopang
oleh aspek-aspek ekspesif kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan.
B.
Kesimpulan
1.
Pendidikan adalah
proses penyampaian kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya atau
proses pembudayaan anak manusia.
2.
kebudayaan adalah
totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum,
moral, adat, dan apa saja kemampuan-kemampuan dan kebiasaan-kebiasaan yang
diperoleh orang sebagai anggota masyaraka
3.
tiga isi pokok dari
kebudayaan, yaitu gagasan-gagasan (ideas), aktivitas-aktivitas (activities),
dan benda-benda (things)
4.
lima isi atau komponen
kebudayaan yang utama dalam setiap masyarakat, yaitu gagasan, norma, ideologi,
teknologi dan materi.
Institusi atau pranata adalah sistem aktivitas
manusia yang terorganisasi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar