Ontologi membahas realitas atau suatu
entitas dengan apa adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas
kebenaran suatu fakta. Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan
proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses
tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada
bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas.
A.
Metafisika
Pembahasan ontologi terkait
dengan pembahasan mengenai metafisika. Ontologi membahas hakikat yang “ada”,
metafisika menjawab pertanyaan apakah hakikat kenyataan ini sebenar-benarnya?
Pada suatu pembahasan, metafisika merupakan bagian dari ontologi, tetapi pada
pembahasan lain, ontologi merupakan salah satu dimensi saja dari metafisika.
Karena itu, metafisika dan ontologi merupakan dua hal yang saling terkait.
Bidang metafisika merupakan tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafati,
termasuk pemikiran ilmiah. Metafisika berusaha menggagas jawaban tentang apakah
alam ini. Terdapat Beberapa penafsiran yang diberikan manusia mengenai alam ini
1. Supernaturalisme
Di alam terdapat wujud-wujud gaib
(supernatural) dan ujud ini bersifat lebih tinggi atau lebih berkuasa
dibandingkan dengan alam yang nyata. Dari paham Supernatural ini lahirlah
tafsiran-tafsiran cabang seperti Animisme, dimana manusia percaya bahwa
terdapat roh yang sifatnya gaib terdapat dalam benda-benda.
2. Naturalisme.
Paham ini amat bertentangan
dengan paham supernaturalisme. Paham naturalisme menganggap bahwa gejala-gejala
alam tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat gaib, melainkan karena
kekuatan yang terdapat dalam itu sendiri,yang dapat dipelajari dan dapat
diketahui. Orang-orang yang menganut paham naturalisme ini beranggapan seperti
itu karena standar kebenaran yang mereka gunakan hanyalah logika akal semata,
sehingga mereka mereka menolak keberadaan hal-hal yang bersifat gaib itu.Kaum
Mekanistik, melihat gejala alam (termasuk makhluk hidup) hanya merupakan gejala
kimia-fisika semata.
a. Kaum
Vitalistik, hidup adalah sesuatu yang unik yang berbeda secara substantive
dengan proses tersebut. Secara fisiologis, proses berpikir manusia menghasilkan
pengetahuan tentang zat (obbjek) yang ditelaahnya.
b. Aliran
Monistik, mempunyai pendapat yang tidak membedakan antara pikiran dan zat :
mereka hanya berbeda dalam gejala disebabkan proses yang berlainan namun
mempunyai substansi yang sama.
c. Paham
Dualistik, dalam metafisika membedakan antara zat dan kesadaran (pikiran) yang
berbeda sui generis secara substantif..
Ilmu merupakan pengetahuan yang
mencoba menafsirkan alam ini sebagaimana adanya. Jika memang itu tujuannya maka
kita tidak bisa melepaskan diri dari masalah-masalah yang ada di dalamnya.
Semua permasalahan ini telah
menjadi bahan kajian ahli-ahli filsafat sejak dahulu kala. Tersedia segudang
filsafat dalam menjawabnya. Kita bisa setuju dengan mereka dan kita pun bisa
tidak setuju dengan mereka. Bahkan, kita pun boleh mengajukan jawaban filsafati
kita. Jadi pada dasarnya tiap ilmuan boleh mempunyai filsafat individual yang
berbeda-beda. Titik pertemuan kaum ilmuan dari semua ini adalah sifat pragmatis
dari ilmu.
B.
Asumsi
Setiap
ilmu selalu memerlukan asumsi. Asumsi diperlukan untuk mengatasi penelaahan
suatu permasalahan menjadi lebar. Semakin terfokus obyek telaah suatu bidang
kajian, semakin memerlukan asumsi yang lebih banyak.
Asumsi dapat dikatakan merupakan
latar belakang intelektal suatu jalur pemikiran. Asumsi dapat diartikan pula
sebagai merupakan gagasan primitif, atau gagasan tanpa penumpu yang diperlukan
untuk menumpu gagasan lain yang akan muncul kemudian. Asumsi diperlukan untuk
menyuratkan segala hal yang tersirat. Pertanyaan penting yang terkait dengan
asumsi adalah bagaimana penggunaan asumsi secara tepat? Untuk menjawab
permasalahan ini, perlu tinjauan dari awal bahwa gejala alam tunduk pada tiga
karakteristik,
1. Paham
Determinisme, dikembangkan oleh William Hamilton (1788-1856) dari doktrin Thoma
Hobbes (1588-1679) yang menyimpulkan bahwa pengetahuan adalah bersifat empiris
yang dicerminkan oleh zat dan gerak yang bersifat universal.
2. Paham
Fatalisme, berpendapat bahwa segala kejadian ditentukan oleh nasib yang telah
ditetapkan lebih dulu.
3. Paham
Pilihan Bebas, menyatakan bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam menentukan
pilihannya tidak terikat kepada hukum alam yang tidak memberikan alternatif.
4. Probabilitas,
merupakan keumuman memang ada namun berupa peluang.
Dengan demikian, asumsi menjadi
masalah yang penting dalam setiap bidang ilmu pengetahuan. Kesalahan
menggunakan asumsi akan berakibat kesalahan dalam pengambilan kesimpulan.
Asumsi yang benar akan menjembatani tujuan penelitian sampai penarikan
kesimpulan dari hasil pengujian hipotesis. Bahkan asumsi berguna sebagai
jembatan untuk melompati suatu bagian jalur penalaran yang sedikit atau bahkan
hampa fakta atau data.
C.
Peluang
Ilmu memberikan pengetahuan
sebagai dasar untuk mengambil keputusan, dimana keputusan harus didasarkan
kepada penafsiran kesimpulan ilmiah yang bersifat relatif. Dasar teori keilmuan
di dunia ini tidak akan pernah terdapat hal yang pasti mengenai satu kejadian,
hanya kesimpulan yang probabilistik.
D.
Beberapa
asumsi dalam ilmu
Ilmu sekadar merupakan
pengetahuan yang mempunyai kegunaan praktis yang dapat membantu kehidupan
manusia secara pragmatis. Sekiranya ilmu ingin mendapatkan pengetahuan yang
bersifat analistis, yang mampu menjelaskan berbagai kaitan dalam gejala yang
tertangguk dalam pengalaman manusia.
Dalam mengembangkan asumsi maka
harus diperhatikan beberapa hal :
1. Asumsi
harus relevan dengan bidang dan tujuan pengkajian disiplin ilmu. Asumsi ini
harus operasional dan merupakan dasar dari pengkajian teoritis.
2. Asumsi
harus disimpulkan dari keadaan sebagaimana adanya, bukan bagaimana keadaan yang
seharusnya.
Asumsi yang pertama adalah asumsi
yang mendasari telaah ilmiah, sedangkan asumsi yang kedua adalah asumsi yang
mendasari telaah moral.
E.
Batas-batas
penjelajahan ilmu
Ilmu memulai penjelajahannya pada
pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusia, karena fungsi ilmu
itu sendiri dalam kehidupan manusia yakni sebagai alat pembantu manusia dalam
menanggulangi masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Ilmu membatasi
lingkup penjelajahan pada batas Ilmu
hanya berwenang dalam menentukan benar atau salahnya suatu pernyataan, tentang
baik dan buruk, tentang indah dan jelek.
Cabang-cabang ilmu
1. Filsafat
alam
a. Ilmu-ilmu
alam
1) Ilmu
alam
·
Fisika ( mekanika, hidrodinamika, bunyi,
cahaya, panas, kelistrikan & magnetism, fisika nuklir, kimia fisik.), Kimia,
Astrinomi, Ilmu bumi
2) Ilmu
hayat
2. Filsafat
moral
a. Ilmu-ilmu
social(Antropologi , Psikologi, Ekonomi, Sosiologi, Ilmu politik)
II. HAKIKAT DAN
KEGUNAAN ILMU
Ilmu (atau ilmu pengetahuan)
adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi
ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan
kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu
diperoleh dari keterbatasannya
Ilmu sekedar pengetahuan yang
harus bisa dihafal, agar bisa dikemukakan waktu berdebat. Sekurang-kurangnya
ada tiga manfaat kegunaan ilmu.
1. Ilmu
sebagai alat Eksplansi
Berbagai ilmu yang berkembang
dewasa ini, secara umum berfungsi sebagai alat untuk membuat ekspalanasi
kenyataan yang ada.
2. Ilmu
sebagai alat Peramal
Tatkala membuat ekplanasi,
biasanya ilmuan telah mengetahui juga faktor penyebab gejala tersebut. Dengan
menganalisis faktor dan gejala yang muncul, ilmuwan dapat melakukan ramalan.
3. Ilmu
sebagai alat Pengontrol
Eksplanasi sebagai bahan membuat
prediksi dan kontrol. Ilmuan selain mampu membuat ramalan berDasar kan
eksplanasi gejala, juga dapat membuat control
Pengetahuan yang dikuasai harus mencakup
bidang-bidang yang amat luas. Ilmu yang kita konsumsikan dengan baik,
memberikan kenikmatan batiniah, jiwa kita tergetar, terharu, tersentuh oleh
komunikasi artistic, menyibakkan dunia, makna yang tak terjangkau(kasat mata).
Jiwa kita bertambah kaya, persepsi kita bertabah dewasa, yang selanjutnya akan
mengubah sikap dan kelakuan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar