A.
Hakekat dan Ciri Organisasi sebagai Tim
Tim adalah suatu kelompok yang memiliki keikatan dan
intereaksi yang harmonis memacu terjadinya perubahan pertumbuhan dan
perkembangan pribadi maupun organisasi . Keikatan dan interaksi yang harmonis
tersebut muncul dalam wujud keterpaduan pola pikir (way of thinking),
pola emosi dan motivasi (way of feeling) dan pola tindak (way of
action) Prajudi Atmosodirdjo, 1989). Adanya keterpaduan pola pikir, pola
emosi, motivasi dan persepsi serta pola tindak memudahkan terjadinya titik temu
berbagai keinginan dan minat (interest) ke dalam tujuan bersama (common
goal). Masalah paling rawan dalam organisasi adalah apabila keinginan dan
minat individu dalam organisasi saling berhadapan “Menang-kalah” yaitu
munculnya banyak vested interest. Steven Covey (1997) menemukan 7
kebiasaan atau habits yang perlu dimiliki oleh individu yang ingin memiliki
keefektifan yang tinggi : 1). Pro aktif, 2). Mendahulukan yang utama, 3) selalu
memulai dengan tujuan akhir, 4). Pendekatan menang-menang, 5) berusaha mengerti
orang lain, 6) selalu menciptakan sinergi, keterpaduan dan kebersamaan serta
7). Selalu mengasah dan mengembangkan diri baik fisik , sosial maupun
nilai-nilai. Dari ketujuh habit tersebut
yang menonjol adanya tim adalah pendekatan menang-menang, mengerti orang lain
dan selalu bersinergi.
Tidak ada manusia yang sempurna, oleh karena itu
manusia perlu melaksanakan kegiatan bersama secara efektif sehingga pekerjaan
akan berjalan dengan efektif, oleh karena itu dperlukan sebuah tim yang
efektif. Tipe yang bagaimanakah anda ? Silahkan anda meluangkan waktu sejenak
untuk menggali potensi diri anda dalam membangun tim yang efektif. Apakah tim
akan efektif apabila telah didukung oleh anggota tim yang mampu berperan dengan
baik ? Belbin (1991), mengatakan bahwa ciri atau kondisi organisasi juga
merupakan faktor dominan. Adapun ciri-ciri atau kondisi organisasi sebagai tim
tidak akan berhasil apabila :
1.
Desain visi, misi dan
strategi perusahaan yang kurang imaginable, feasible, motivable,
communicable.
2.
Moral atau semangat tim
yang rendah,
3.
Konflik of interest
pribadi merebak
4.
Kemampuan mental
(intelegensia, kreativitas) rendah;
5.
Seleksi yang kurang
berhasil.
6.
Kepribadian yang
dominan itrovert atau ekstrovert;
7.
Komposisi susunan team
yang tidak efektif.
8.
Ketidak jelasan peran
tim dan anggota-anggotannya.
9.
Tertutup untuk evaluasi.
10.
Pemberdayaan kurang
efektif.
B.
Kekuatan Kerja Tim
Team (tim) atau
TEAM, bukanlah sekedar kata, melainkan juga merupakan akronim untuk suatu
kebenaran yang dahsyat, yaitu Together Everyone Achieve More. Konsep
dari tim ini terbentuk dari kata yang sering kita dengar berulang kali, yaitu
sinergi. Kata sinergi ini berasal dari bahasa Yunani sunergos, ”sun” berarti
bersama dan ”ergon” berarti bekerja. Sinergi berarti interaksi dari dua
individu atau lebih atau kekuatan yang memungkinkan kombinasi tenaga mereka
melebihi jumlah tenaga individu mereka.
Kerja tim adalah kemampuan untuk bekerja sama menuju
satu visi yang sama, kemampuan mengarahkan pencapaian individu ke arah sasaran
organisasi. Itulah rangsangan yang memungkinkan orang biasa mencapai hasil yang
luar biasa. Dalam kajian perilaku organisasi (organizational behavior),
terdapat demonstrasi tentang bagaimana kerjasama dapat menghasilkan suatu hal
yang luar biasa. Beberapa orang disuruh untuk membentuk beberapa tim yang
beranggotakan lima orang, di mana setiap orang belum memiliki kemampuan untuk
menganalisis bidang kerjasama tim dengan baik. Setiap orang dalam kelompok
diminta untuk memberikan peringkat terhadap suatu hal berdasarkan urutan dari
hal yang dianggap paling penting, sampai tidak penting. Setelah itu setiap
pendapat dari setiap orang digabungkan untuk mendapatkan rata-rata peringkat
untuk setiap kelompok. Apa yang terjadi? Kesimpulan rata-rata kelompok
mendekati jawaban yang telah diberikan. Bahkan apabila hasil dari setiap
kelompok disatukan dan diambil rata-ratanya, maka penilaian dari setiap kelompok
hampir sama dengan penilaian para ahli di bidang tersebut.
Demonstrasi nyata lain mengenai prinsip sinergi
dapat kita lihat pula dalam kontes kuda penghela dalam kontes kuda penghela di
suatu pekan raya kota. Kuda juara dalam kontes tersebut mampu menghela gerobak
seberat 2.250 kilogram. Juara kedua sanggup menarik beban sebesar 2.000
kilogram. Dalam teori, berarti kedua kuda tersebut secara bersama-sama harus
mampu menggerakkan maksimum 4.250 kilogram. Untuk uji coba teori tersebut,
pemilik kedua kuda memadukan kedua kuda dan membebaninya dengan gerobak. Semua
orang yang melihat terperangah. Kedua kuda tersebut mampu menarik beban seberat
6.000 kilogram, atau 1.750 kilogram lebih berat dibanding jumlah upaya yang
mampu mereka lakukan sendiri-sendiri. Sinergi dapat dipakai untuk menyatukan
tenaga individu, menutup keterbatasan individu, untuk menggandakan upaya
individu, supaya sasaran yang lebih banyak dan lebih besar dapat dicapai.
C.
Membangun Tim yang Efektif
Bagaimana membangun tim yang efektif, tim yang mampu
memberikan kontribusi besar terhadap organisasi? Jawabannya adalah apa manfaat
membangun tim yang efektif? Robert B. Maddux dalam bukunya Team Building
mengatakan bahwa manfaat membangun tim yang efektif adalah sebagai berikut:
1.
Dengan adanya tim maka
sasaran yang realistis ditentukan, dan dan dapat dicapai secara optimal.
2.
Anggota tim dan
pemimpin tim memiliki komitmen untuk saling mendukung satu sama lain agar tim
berhasil.
3.
Anggota tim memahami
prioritas anggota lainnya dan dapat saling membantu satu sama lain.
4.
Komunikasi bersifat
terbuka, diskusi cara kerja baru atau memperbaiki kinerja lebih berjalan secara
baik, karena anggota tim terdorong untuk lebih memikirkan permasalahannya.
5.
Pemecahan masalah lebih
efektif karena kemampuan tim lebih memadai.
6.
Umpan balik kinerja
lebih memadai karena anggota tim mengetahui apa yang diharapkan dan dapat
membandingkan kinerja mereka terhadap sasaran tim.
7.
Konflik diterima
sebagai hal yang wajar, dan dianggap sebagai kesempatan untuk menyelesaikan
masalah. Melalui diskusi tersebut konflik bisa diselesaikan secara maksimal.
8.
Keseimbangan
tercapainya produktivitas tim dengan pemenuhan kebutuhan pribadi.
9.
Tim dihargai atas hasil
yang sangat baik, dan setiap anggota dipuji atas kontribusi pribadinya.
10.
Anggota kelompok termotivasi
untuk mengeluarkan ide-idenya dan mengujinya serta menularkan dan mengembangkan
potensi dirinya secara maksimal.
11.
Anggota kelompok
menyadari pentingnya disiplin sebagai kebiasaan kerja dan menyesuaikan
perilakunya untuk mencapai standar kelompok.
12.
Anggota kelompok lebih
berprestasi dalam bekerjasama dengan tim dan tim lainnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak
keuntungan bekerja dalam tim dibandingkan dengan kerja individu, oleh karena
itu sangat disarankan untuk bekerja dalam tim agar hasilnya lebih
maksimal.
Selanjutnya apakah sebenarnya ciri-ciri tim yang
efektif, Wandi. S. Barata dan Pius M. Sumaktoyo dalam bukunya Mencapai Sasaran
melalui Kerjasam Tim, adalah:
1.
Tim merupakan kumpulan
orang-orang yang bekerja sama dengan tujuan tertentu, demi mencapai
sasaran-sasaran yang jelas dengan diketahui oleh semua angta tim dalam suasana
saling mempercayai dan penuh percaya diri serta mengutamakan unjuk kerja.
2.
Dalam suatu tim yang
efektif anggota kelompok bersedia menerima berbagai perbedaan dan sumbangan
pemikiran serta masing-masing individu memiliki pran yang berbeda-beda.
3.
Pemecahan masalah
dilaksanakan secara positif tanpa melibatkan kebencian individu.
4.
Para anggota dan
pemimpin tim bersedia berbagi ilmu, pengetahuan, informasi dan ketrampilan agar
seluruh tim memiliki kemampuan yang sama. Dalam hal ini tidk trjadi penonjolan
pribadi.
5.
Apabila terjadi
pendapat mereka akan duduk bersama dan memecahkan permasalahan yang akan dengan
kepala dingin dan memecahkan masalah secara terbuka.
6.
Pembagian dan
pendelegasian tanggungjawab dengan orang-orang yang bekerja secara mandiri
tetapi tetap dalam kerangka kerjasama.
7.
Berbagai saran untuk
memperbaiki kinerja organisasi diterima dengan bik, walaupun berasal dari
anggota tim yang lain.
8.
Seluruh anggota tim
tidak ragu-ragu mengambil inisiatif dan tindakan yang diperlukan, tanpa merasa
cemas akan suara menentang.
D.
Konsep Komunikasi
Ada lima komponen atau unsur penting dalam
komunikasi yang harus kita perhatikan. Kelima unsur tersebut adalah: pengirim
pesan (sender), pesan yang dikirimkan (message), bagaimana pesan
tersebut dikirimkan (communication channel), penerima pesan (receiver),
dan umpan balik (feedback). Pesan tersebut disampaikan melalui suatu
media komunikasi, sehingga dapat diterima dengan baik oleh si penerima, dan
menghasilkan umpan balik yang berguna bagi si pengirim pesan. Yang dimaksud
media komunikasi di sini bukan hanya berupa percakapan secara langsung dengan
menggunakan suatu bahasa yang dapat dimengerti, melainkan segala hal yang dapat
membuat individu saling berinteraksi dan saling mengerti mengenai pesan apa
yang akan disampaikan, sehingga tidak terjadi salah penafsiran mengenai isi
dari pesan tersebut. Media komunikasi tersebut bisa juga berupa isyarat melalui
gerakan tubuh, morse, maupun melalui alat bantu seperti surat, gambar, serta
alat bantu visual lainnya.
E.
Hukum Komunikasi Efektif
Prinsip dasar yang harus kita perhatikan dalam
berkomunikasi dapat kita rangkum dalam satu kata, yaitu REACH (Respect,
Empathy, Audible, Clarity, Humble), yang berarti merengkuh atau meraih.
Hukum pertama dalam berkomunikasi adalah Respect.
Respect merupakan sikap hormat dan sikap menghargai terhadap lawan bicara
kita. Kita harus memiliki sikap (attitude) menghormati dan menghargai
lawan bicara kita karena pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap
penting. Jika kita bahkan harus mengkritik seseorang, lakukan dengan penuh
respek terhadap harga diri dan kebanggaan orang tersebut. Samuel Johnson
mengatakan bahwa ”There will be no RESPECT without TRUST, and there is no
trust without INTEGRITY.”
Hukum kedua adalah Empati, yaitu kemampuan kita
untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang
lain. Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message)
dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver)
menerimanya. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan,
kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita.
Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan
psikologis atau penolakan dari penerima. Prinsip dasar dari hukum kedua ini
adalah ”Perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan.” ”Seek first
to understand then be understood to build the skills of emphatetic listening
that inspires openness and trust.” (Stephen Covey).
Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar
dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan atau pun umpan balik apa pun
dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan
saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi
adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak
ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima
pesan.
Hukum ketiga adalah Audible. Makna dari audible
antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Kunci utama untuk
dapat menerapkan hukum ini dalam mengirimkan pesan adalah:
1.
Buat pesan Anda mudah
untuk dimengerti
2.
Fokus pada informasi
yang penting.
3.
Gunakan ilustrasi untuk
membantu memperjelas isi dari pesan tersebut.
4.
Taruhlah perhatian pada
fasilitas yang ada dan lingkungan di sekitar Anda.
5.
Antisipasi kemungkinan
masalah yang akan muncul.
6.
Selalu menyiapkan
rencana atau pesan cadangan (backup)
Hukum keempat adalah kejelasan dari pesan yang kita
sampaikan (Clarity). Pesan yang ingin disampaikan harus jelas sehingga
tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity
juga sangat tergantung pada kualitas suara kita dan bahasa yang kita gunakan.
Penggunaan bahasa yang tidak dimengerti, akan membuat isi dari pesan kita tidak
dapat mencapai tujuannya. Seringkali orang menganggap remeh pentingnya Clarity,
sehingga tidak menaruh perhatian pada suara (voice) dan kata-kata yang
dipilih untuk digunakan. Beberapa cara untuk menyiapkan pesan agar jelas yaitu:
1.
Tentukan goal yang
jelas.
2.
Luangkan waktu untuk
mengorganisasikan ide kita.
3.
Penuhi tuntutan
kebutuhan format bahasa yang kita pakai.
4.
Buat pesan Anda jelas,
tepat dan meyakinkan.
5.
Pesan yang disampaikan
harus fleksibel
Hukum kelima dalam komunikasi tim yang efektif
adalah sikap rendah hati (Humble). Sikap ini merupakan unsur yang
terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain,
biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Kerendahan hati juga
bisa berarti tidak sombong dan menganggap diri penting ketika kita berbicara.
Justru dengan kerendahan hatilah kita dapat menangkap perhatian dan respons
yang positif dari si penerima pesan.
Kita telah mengetahui betapa hebatnya fungsi dari
suatu tim, di mana sekumpulan orang yang biasa saja dapat menghasilkan suatu
output yang luar biasa. Namun tim tersebut akan menjadi tidak efektif apabila
kita tidak dapat saling berkomunikasi. Oleh karena itu diharapkan kita dapat
menggunakan kelima hukum komunikasi tersebut untuk membantu kita dalam
menciptakan suatu tim yang solid.
F.
Prinsip dan Teknik
Berkomunikasi yang Efektif
Komunikasi efektif dapat berlangsung dengan baik
apabila didukung oleh berbagai faktor. Diantaranya adalah kita faham tentang
prinsip-prinsip serta teknik berkomunikasi secara efektif. Dalam hal ini untuk
ada dua prinsip dalam komunikasi efektif
antara lain dapat kita tinjau dari :
Pertama, prinsip berbicara efektif prinsip
ini lebih menekankan bagaimana berbicara dapat mempengaruhi orang lain. Artinya proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan secara verbal, sampai pada sasaran. Indikasinya
adalah jelas artikulasinya, hamat kata-kata, bahasa yang mudah dimengerti,
suara yang enak untuk didengar dan dirasakan.
Selanjutnya dapat dikatakan efektif apabila : menarik untuk didengar,
sasaran tercapai (instruktif, informative, ajakan atau himbauan, argumentatif
dan klarifikatif). Teknik berbicara yang efektif dapat dilakukan sebagai
berikut :
1.
Menarik nafas
dalam-dalam sebelum memulai berbicara.
2.
Mengatur volume bicara
agar lebih keras dari biasanya. Caranya dengan mengatur, agar suara dapat
didengar oleh jajaran orang yang duduk atau berdiri paling jauh dari tempat
kita berbicara.
3.
Menggunakan kata-kata
sehari-hari, yang dikenal oelh pendengar. Orang akan tertarik pada pembicaraan
yang menggunakan kata-kata yang akrab ditelinganya daripada kata-kata yang
tidak dimengerti (misalnya istilah-istilah dalam bahasa asing).
4.
Layangkan pandangan ke
seluruh pendengar.
Kedua, Mendengar
dengan aktif. Ada ungkapan yang mengatakan kalau kita ingin didengar orang maka
belajarlah menjadi pendengar yang baik. Tampaknya ungkapan ini sangat sesuai
dengan bahasan ini. Mendengar adalah hal yang utama dalam berkomunikasi,
mendengar dengan aktif berarti mendengar untuk mengerti apa yang dikatakan
dibalik pesan. Ada beberapa tip untuk mendengar secara aktif yaitu:
1. Mendengar
dengan aktif dengan menangkap ungkapan non verbal sebaik isyarat/petunjuk
verbal. Artinya pada saat mendengarkan dengan aktif penerima akan mendapatkan
umpan balik dengan menguraikan sendiri melalui kata-katanya tentang pesan yang
disampaikan oleh pengirim, dan mengulang kembali dengan caranya sendiri.
2. Penerima
pesan mengecek kembali, yaitu apa yang ada dibalik pesan yang diterimanya untuk
mengerti pesan apa yang sesungguhnya diterima.
3. Gambaran
perilaku, ini merupakan gambaran individual yang sangat spesifik, kegiatan
pengamatan keapda orang lain tanpa membuat keputusan atau generalisasi tentang
latar belakang, orangnya atau sifatnya.
Teknik mendengar efektif dapat membantu dan
memastikan para komunikator mempunyai informasi yang akurat. Memastikan bahwa
kualitas informasi yang baik tidak hanya merupakan tantangan dalam komunikasi.
Keduanya baik pengirim maupun penerima ingin memastikan bahwa mereka mempunyai
kualitas ketepatan dari informasi yang benar.
Brownell menyatakan bahwa efektivitas mendengarkan
dapat dimengerti melalui indicator perilaku bahwa sesorang merasa berhubungan
dengan mendengarkan secara efektif, sebagaimana orang-orang merasa berhubungan
dengan mendengarkan efektif dalam enam unsur yang dikenal dengan HURIER (Hearing,
Understand, Rembering, Inerpreting, Evaluating, and Responding, sebagaimana
digambar sebagai berikut :

Gambar
1
Unsur-unsur
mendengar
Sumber : Behavior in
organization Jerald Grendberg, Robert A. Baron, (1995) Fifth edition, Prentice Hall
International Edition.
G.
Komunikasi Merubah dan
Menggugah Dengan Hat
Ada pernyataan yang berbunyi “Suara
hati hanya dapat didengar dengan hati”, ini menggambarkan bahwa bila kita ingin
menyampaikan sesuatu supaya dapat efektif maka harus dilakukan dengan penuh
perasaan, tumbuh dan timbul dari lubuk hati yang paling dalam sehingga akan
akan keluar dengan lembut dan hati-hati. Maka akan sampai juga dengan kelembutan
dan kasih sayang pada perasaan sanubari yang paling lembut. Adapun tahapan
merubah dan menggugah dengan hati antara lain :
1.
Tahapan Pra
Pelaksanaan yaitu: 3 us
·
Hati yang tulus
·
Penampilan yang bagus
·
Tujuan yang focus
2.
Tahapan Pelaksanaan yautu
: 4 Si
·
Satukan hati dan
visualisasi
·
Bahasa tubuh dan
ekspresi
·
Lengkapi dengan
informasi
·
Jiwai visi misi
3.
Tahapan Pasca yaitu
: 2 Ri
·
Evaluasi diri
·
Perbaiki diri
H. Komunikasi dalam Tim
Untuk dapat membangun kerjasama dalam sebuah tim,
diperlukan komunikasi antaranggotanya agar tujuan bersama dapat tercapai.
Pernahakan kita membayangkan apa yang terjadi dalam suatu tim apabila setiap
anggota tim tidak dapat berkomunikasi dengan baik dengan anggota tim lainnya?
Seberapa pun hebatnya kemampuan individu dalam suatu tim, mereka tidak akan ada
gunanya apabila tidak dapat berkomunikasi antara yang satu dengan lainnya.
Mereka hanya akan menjadi sebuah kelompok yang tidak tahu ke mana arah yang
akan dituju. Keahlian mereka akan menjadi sia-sia apabila mereka tidak dapat
mengkomunikasikannya dengan orang lain. Seperti yang telah dikatakan oleh
William Shakespeare ”No man is lord of anything, though in and of him there
be much consisting, till he communicate his part to other.”
Contoh nyata yang sering kita lihat adalah pada
pertandingan sepak bola. Sering kali pada pertandingan sepak bola, di mana
terdapat suatu tim yang bertabur bintang dengan skil individu yang tinggi kalah
oleh sebuah tim yang berisikan pemain dengan kemampuan skill individu yang
tidak begitu menonjol. Apa yang menyebabkan tim tersebut dapat menang?
Komunikasi yang baik dan saling pengertian antarpemain dalam tim tersebutlah
yang menyebabkan tim yang diisi oleh pemain yang memiliki skill rata-rata dapat
berubah menjadi tim yang hebat dan menakutkan. Hal ini telah diakui oleh
pelatih sepak bola manapun di dunia ini. Mereka mengakui bahwa kemampuan
individu merupakan hal yang penting, tetapi ada hal yang lebih penting dalam
suatu tim sepakbola; yaitu kerjasama tim, kesadaran akan tugasnya masing-masing
dan saling pengertian antarpemain tim tersebut.
Demikianlah
apabila kita cermati dengan seksama bahwa komunikasi efektif dalam tim pada
hakekatnya adalah proses komunikasi yang efektif dalam berbagai dimensi
organisai. Tim akan memberikan kontribusi yang besar terhadap organisasi
apabila didukung oleh komunikasi yang efektif pada setiap elemen organisasi.
Komunikasi tidak bisa efektif apabila tidak didukung oleh tim yang efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar